MATA INDONESIA, JAKARTA – Prospek sektor digital dinilai bisa terus bertumbuh delapan kali lipat dalam sepuluh tahun ke depan. Hal ini disebabkan karena populasi Indonesia yang besar di kawasan Asia Tenggara sehingga berpeluang menjadi pemain utama untuk mengembangkan ekonomi digital.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
“Pada tahun 2030 ditargetkan menjadi Rp 2.024 triliun dari posisi 2020 sebesar Rp 253 triliun,” ujarnya, Senin 23 Agustus 2021.
Lutfi optimis lantaran masih sangat besar celah yang belum tersentuh sistem digital sehingga saat ini sumbangsih ekonomi digital bagi PDB baru empat persen.
Salah sektor yang berpeluang untuk tumbuh adalah industri makanan dan minuman (Mamin). Menurutnya, potensi sektor mamin memiliki nilai sebesar Rp 3.669 triliun.
“Namun baru terlayani platform e-commerce Rp 18 triliun. Itu belum ditambah sektor potensial lainnya,” katanya.
Agar sektor digital bisa menggeliat, Indonesia perlu melakukan inovasi bagi infrastruktur telekomunikasi sehingga persebarannya merata. Selain itu, perlu ada perlindungan konsumen digital bagi 276 juta jiwa.
Untuk itu, perlu ada kerjasama yang sinergis antara pemerintah, swasta, asosiasi dan perbankan untuk mengembangkan ekonomi digital. Tujuannya agar terwujud UMKM yang tangguh serta berdaya saing di pasar global.
“Program stimulus bagi UMKM harus terus digenjot mulai dari akses pembiayaan yang inklusif, berbagai inisiatif perbankan, hingga subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR),” ujarnya.