Ekonom Beberkan Kunci Agar Ekonomi Triwulan II Tumbuh Positif

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira membeberkan jurus agar ekonomi triwulan II-2021 dapat tumbuh positif sekitar satu sampai dua persen setelah triwulan I mengalami kontraksi 0,74 persen (yoy).

Bhima mengatakan salah satu kunci agar ekonomi triwulan II tumbuh positif adalah pemerintah harus melanjutkan program perlindungan sosial seperti bantuan subsidi upah yang diperlukan spesifik ke pekerja sektor informal, transportasi dan pariwisata.

Selain itu, mempercepat serapan anggaran khususnya di tingkat pemerintah daerah karena mereka masih melakukan pola anggaran yang sama dengan tahun lalu yakni menyimpan uang di bank sebesar Rp 182 triliun.

“Kalau pemda belum support maka ekonomi di daerah juga sulit pulih lebih cepat. Sense of crisis dari pemerintah terlalu rendah,” ujarnya.

Tak sampai disitu, peningkatan investasi berkualitas yang mampu menyerap banyak tenaga kerja agar roda perekonomian semakin membaik mengingat pandemi covid-19 menyebabkan jumlah pengangguran di Indonesia meningkat tajam.

Selanjutnya adalah pemerintah harus memfokuskan insentif perpajakan kepada sisi permintaan misalnya PPN 10 persen ditanggung pemerintah sehingga masyarakat makin semangat belanja.

Tak hanya itu, ekspor juga menjadi game changer untuk triwulan II karena pertumbuhannya menggembirakan yakni naik 6,74 persen (yoy) dilatarbelakangi oleh pasar utama yaitu Cina, AS dan Singapura mengalami pemulihan yang cepat.

“Permintaan bahan baku dan barang penolong ke negara industri turut dongkrak harga komoditas CPO dan pertambangan. Momentum ini harus dimaksimalkan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini