Edukasi Masif dan Sosialiasi Akan Meningkatkan Jumlah Lansia untuk Divaksin

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Vaksinasi COVID-19 di Indonesia yang ditujukan untuk menciptakan herd immunity sudah dimulai sejak 13 Januari 2021. Presiden Joko Widodo merupakan orang pertama yang menerima vaksin untuk membuktikan dan meyakinkan masyarakat luas bahwa vaksin yang digunakan aman, halal, dan bermanfaat.

Praktisi kesehatan dr. Putu Ristyaning Ayu SpPK menyatakan bahwa penting untuk memberikan edukasi secara masif dan konsisten demi meningkatkan jumlah partisipan kelompok orang lanjut usia (lansia) dalam program vaksinasi COVD-19.

Dengan adanya edukasi dan sosialisasi, katanya, maka angka partisipan kelompok lansia akan meningkat sekaligus memberi kepercayaan terhadap keamanan dan manfaat vaksin tersebut.

“Untuk meningkatkan partisipasi lansia dalam program vaksinasi, penting dilakukan edukasi vaksinasi secara masif,” kata dr. Putu Ristyaning Ayu, Jumat, 11 Juni 2021.

“Dengan pendekatan yang lebih intens, kita bisa membangun kepercayaan masyarakat terutama lansia akan keamanan dan kegunaan vaksin bagi pembentukan imun selama pandemi COVID-19,” sambungnya.

Ia menambahkan, sosialisasi dapat dilakukan melalui keluarga terdekat selauin lewat penyuluhan. Menurutnya, masyarakat yang masih ragu akan kegunaan vaksin COVID-19, lantaran beredarnya informasi yang keliru dan hal inilah yang perlu dijelaskan.

“Banyak informasi yang diterima masyarakat kurang baik, sehingga banyak yang ragu. Dan adanya stigma negatif tersebut dapat dikurangi melalui edukasi yang lebih intens,” ucapnya.

Dr. Putu Ristyaning Ayu menambahkan, untuk mempercepat proses vaksinasi COVID-19 kelompok lansia dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan lansia per desa atau kecamatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini