Durasi Pengumpulan Tugas Dikeluhkan Mahasiswa Saat Kuliah Online

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Semua perguruan tinggi di Indonesia tidak lagi memberlakukan kuliah tatap muka, namun dialihkan kuliah berbasis online sejak pertengahan Maret 2020. Hal itu dilakukan untuk mencegah meluasnya penyebaran Virus Corona atau Covid-19.

Perkuliahan daring (Learn From Home) bukan tanpa kendala bagi mahasiswa saat menjalankannya. Meskipun terkesan fleksibel dalam waktu, namun mereka mengeluhkan durasi waktu untuk pengumpulan tugas.

“Dalam sehari biasanya mahasiswa tidak hanya satu mata kuliah saja, ada yang sampai dua sampai tiga mata kuliah, bila satu mata kuliah hanya beberapa jam dirasa kurang mencukupi,” ujar Ghufrani Fatiha, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Ghufrani Fatiha.

Ia mengatakan sangat keteteran dengan waktu yang terbatas sehingga tugas lain jadi ikut terabaikan. Menurutnya, tak semua tugas yang diberikan dosen dimengerti para mahasiswa.

Ricca Aprilia Mahasiswi Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial (FIPPS) Universitas Indraprasta mengatakan perlunyaw aktu pengumpulan tugas itu diperpanjang, misalnya 1×24 jam untuk ujian online dan pengumpulan tugas.

“Dengan bobot tugas yang lumayan sulit, waktu 1×24 Jam dirasa cukup. Saya bisa lebih maksimal dalam menjawab soal tersebut,” katanya.

Durasi waktu yang pendek dalam mengumpulkan tugas, terkadang juga mengalami kendala teknis, contohnya jaringan internet yang tiba-tiba eror dan lama.

“Itu juga menjadi kendala kita di lapangan saat mengerjakan tugas yang diburu-buru,’ ujar Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trilogi, Azizah Wulan.

Penambahan durasi atau tenggat waktu pada pengumpulan tugas dirasa dapat meringankan para mahasiswa dalam proses pengerjaan hingga pengumpulan tugas.

Reporter: Khansa Dhiya Sasikirana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini