MATA INDONESIA, JAKARTA – Demi memanfaatkan tingginya harga sawit dunia serta membantu petaninya sejahtera, dua menteri Kabinet Indonesia Maju membuat kebijakan ekstrem agar menjadi terobosan.
Satu menteri yang melakukannya adalah Sri Mulyani Indrawati.
Selaku Menteri Keuangan dia menurunkan pungutan ekspor produk kelapa sawit dan turunannya hingga 0 persen hingga akhir Agustus 2022.
Sebelumnya ekspor produk kelapa sawit Indonesia sempat terhambat saat Presiden Jokowi memberlakukan larangan ekspor Mei lalu, akibat minyak goreng langka di pasar dalam negeri.
Perubahan tarif tersebut dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 115 tahun 2022.
“Insentif keringanan tarif tersebut akan dicabut mulai September,” ujar Sri Mulyani di Nusa Dua, Bali, Sabtu 16 Juli 2022.
Jika harga produk kelapa sawitnya rendah, maka besaran tarifnya juga akan rendah.
Menteri yang kedua adalah Tito Karnavian yang meminta para kepala daerah dan kepala desa bekerja sama memanfaatkan industri kelapa sawit untuk kepentingan rakyat.
Tito mengingatkan Indonesia merupakan pemain dominan dalam industri kelapa sawit di dunia.
Kelapa sawit tidak hanya memberikan pemasukan untuk pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga memberikan lapangan kerja serta manfaat besar lainnya bagi rakyat.
Tito mengungkapkan hal itu saat acara Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI) dan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI).