Dua Kali Merdeka, Ukraina Kini Kembali di Ambang Aneksasi Rusia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jika Indonesia hanya memiliki satu tanggal kemerdekaan, Ukraina boleh jadi satu-satunya negara dengan dua peristiwa kemerdekaan.

Kemerdekaan pertama terjadi terjadi Revolusi Rusia 1917 yang mengubah sistem pemerintahan negara dari kerajaan atau Tsar sehingga mendirikan negara Uni Soviet.

Hal itu dimanfaatkan Ukraina dengan mendirikan Republik Sosialis Soviet Ukraina yang hanya berdiri seumur jagung.

Negara itu mendapat pengakuan internasional setelah melakukan perjanjian damai pertama usai Perang Dunia I.

Perjanjian dilakukan dengan Blok Sentral di Berlin, Jerman 9 Februari 1918 dan menjadi negara merdeka penuh.

Dalam perjanjian tersebut, Blok Sentral, yang mencakup pemerintah Austria-Hongaria, Bulgaria, Jerman dan Turki.

Mereka, secara resmi mengakui kemerdekaan Ukraina dari Rusia.

Blok Sentral juga setuju untuk memberikan bantuan militer dan perlindungan dari pasukan Bolshevik Rusia yang masih menduduki wilayah Ukraina saat itu.

Sebagai gantinya, Republik Nasional Ukraina akan memberikan 100 juta ton jatah makanan ke Jerman.

Namun, kemerdekaan itu tidak bisa dinikmati Bangsa Ukraina karena negara itu tetap dilanda konflik.

Konflik itu melibatkan banyak kelompok politik serta militer.

Beberapa kelompok yang terlibat adalah kaum nasionalis Ukraina, kaum anarkis, Bolshevik, serta pasukan Jerman dan Austria-Hongaria dari Blok Sentral.

Ada juga Angkatan Darat Sukarelawan Gerakan Putih Rusia, dan pasukan Republik Polandia Kedua yang ingin mengendalikan wilayah Ukraina Barat.

Konflik itu berujung pada pendirian Republik Sosialis Soviet Ukraina yang kemudian menjadi bagian dari Uni Soviet pada 1922. Selain itu, Polandia berhasil menguasai wilayah Ukraina Barat.

Ukraina kembali menjadi negara merdeka setelah Uni Soviet bubar pada tahun 1991 dan memulai periode transisi menuju sistem pasar bebas.

Lagi-lagi kestabilan Ukraina hanya dinikmati warganya sebentar saja karena selama delapan tahun negeri itu mengalami resesi dan berhasil bangkit di 2008.

Namun setelah 2009 negeri itu relatif stabil. Kini Vladimir Putin tampaknya tidak rela Ukraina menjadi negara merdeka.

Dengan alasan menjaga kestabilan di Wilayah Donetsk dan Luhansk, Kremlin mengerahkan alutsistanya ke sana.

Namun belakangan sejumlah peluru kendali telah diluncurkan Putin ke Kyiv dan menewaskan sedikitnya delapan warga Ukraina.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sinergi Pemerintah dan Masyarakat dalam Mewujudkan Swasembada Pangan dan Energi

Oleh : Astrid Widia )*  Pangan dan energi merupakan dua elemen fundamental yang menentukan stabilitas dan kesejahteraan suatu bangsa. Pemerintah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini