DPRD DKI: Anies Harus Tanggung Jawab Korupsi Rumah DP 0 Persen

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meminta agar semua pihak di pemerintah provinsi, terutama Gubernur Anies Baswedan untuk bertanggung jawab atas kasus dugaan korupsi lahan program rumah DP nol rupiah di Cipayung, Jakarta Timur.

Menurut Edi, Anies mengetahui benar bagaimana program ini dieksekusi, sementara DPRD hanya mengesahkan anggaran yang diminta pemprov saja.

“Ya gubernur tahu kok. Makanya masa Wagub (Riza Patria) enggak bisa menjawab, enggak ngerti masalah program DP Nol Rupiah. Fungsi saya hanya memegang palu untuk mengesahkan anggaran yang diminta. Perencanaan pertamanya dari gubernur, lalu diarahkan ke saya,” kata Edi, Senin 15 Maret 2021.

Merespons pernyataan Edi, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku tidak mengerti apa yang disampaikan Ketua DPRD tersebut.

Baginya, bukan hanya Anies saja yang harus bertanggungjawab, melainkan semua pihak dalam artian termasuk DPRD juga.

“Saya belum paham maksud ketua DPRD menyampaikan demikian. Yang pasti semua pembangunan di Kota Jakarta menjadi tanggung jawab kita bersama, antara eksekutif dengan legislatif,” ujar Riza.

Riza menegaskan, kasus ini sepenuhnya akan diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga berwenang.

“Saya kira KPK sangat profesional dan mengerti. Tahu siapa yang harus ditanya, klarifikasi, dan dipanggil. Kami serahkan mekanismenya seperti yang selama ini dilakukan KPK, kami hormati,” ujarnya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini