MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Pemkot Jogja terus berupaya dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang telah melanda sejak dua tahun terakhir. Maka Pemkot Jogja melalui Dinas Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (DPKUKM) menggelar pameran dan melakukan pembinaan digital.
Sekretaris DPKUKM Kota Jogja, Ary Iryawan mengatakan, pameran bertujuan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi pelaku UMKM. Sebab selama 2 tahun belakangan pandemi Covid-19 telah membuat pelaku UMKM terpuruk.
“Banyak pelaku UMKM, produksi tetap, tapi pemasaran terhambat. Ini salah satu yang kami lakukan. Kami banyak melakukan pada pelaku UMKM untuk pembinaan. Kami melakukan pembinaan dan pemasaran dengan pameran. Tapi juga mengajak melakukan digitalisasi pemasaran,” kata dia, Sabtu 8 Oktober 2022.
Pameran yang digelar DPKUKM Kota Jogja salah satunya pameran di Malioboro Mall. Ada sebanyak 40 UMKM yang tampil dalam pameran, mereka terdiri dari UMKM kuliner, fashion, dan craft.
“Di Kota Yogyakarta itu unggulannya kuliner, fashion, dan craft. Ini yang kami tampilkan hari ini. Batik ini baru dan klasik. Harapannya ini nanti dapat memacu IKM bisa termotivasi untuk menghasilkan yang tidak biasa. Biar kreativitasnya ketemu dengan sesama IKM, oh harus gini gitu. Jadi ada jaring kerjasama dengan sesama pelaku IKM,” ucapnya.
Di sisi lain, pembinaan digitalisasi usaha yang dilakukan oleh pemerintah sendiri sudah dalam tahap pemberian lapak usaha secara online di sejumlah platform.
Ary menjelaskan bahwa pembinaan pelaku UMKM dilakukan selama 2 bulan sekali. Materi sendiri juga diberikan mulai dari pengguna platform, strategi pemasaran dan kiat mencari audiens termasuk mempertahankan pembeli produk usaha yang dijual.
Sementara, salah satu pelaku UMKM yang hadir dalam pameran di Malioboro Mall adalah Himawati Hanarsih. Perempuan 59 tahun ini menjual produk utama berupa ecoprint. Tidak hanya dijual dalam bentuk kain, ecoprint pun diterapkan pada kerajinan lain. Antara lain tipo, tas, mukena, dan pasmina.
“Produk yang saya jual mulai dari Rp350 ribu sampai Rp1 juta,” ucapnya.
Himawati juga menerapkan ecoprint pada tumbler dan mug. Dia menyebut, itu merupakan penerapan pertama ecoprint pada produk non-kain.
“Tekniknya sama, tapi mengukusannya saja yang berbeda,” ungkpanya.
Produk karya Himawati sedianya telah dipasarkan ke seluruh Indonesia. Sebab dia mulai beranjak untuk mengembangkan pemasaran digital.
“Bisa dicari di Google, Batik DR Yogya,” katanya.
Reporter: Abraar