Ditemukan Botol yang Terkontaminasi, Jepang Tangguhkan Vaksin Moderna

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO – Pemerintah Jepang menangguhkan 1,63 juta dosis vaksin Covid-19 Moderna. Keputusan ini diambil setelah sepekan distributor domestis menerima laporan adanya kontaminan di beberapa botol.

Baik Jepang maupun Moderna mengatakan bahwa tidak ada masalah terkait keamanan atau kemanjuran yang telah diidentifikasi dan penangguhan tersebut hanya sebagai tindakan pencegahan.

Akan tetapi, keputusan itu mendorong beberapa perusahaan di Negeri Tirai Bambu terpaksa membatalkan vaksinasi terhadap para pekerja mereka yang direncanakan pada Kamis (26/8).

“Moderna mengonfirmasi telah diberitahu tentang kasus partikel yang terlihat dalam botol produk obat dari vaksin Covid-19-nya,” kata pembuat vaksin AS dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa lot tersebut dipertanyakan dan dua lot yang berdekatan ditahan, melansir Reuters.

“Perusahaan sedang menyelidiki laporan dan tetap berkomitmen untuk bekerja secepatnya dengan mitranya, Takeda, dan regulator untuk mengatasi hal ini,” tambahnya, merujuk pada Takeda Pharmaceutical (4502.T) Jepang, yang mendistribusikan vaksin di negara tersebut.

Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan bahwa Takeda pertama kali mengetahui tentang botol yang terkontaminasi pada 16 Agustus dan melaporkan masalah tersebut kepada pemerintah pada Rabu (25/8).

Penundaan tersebut dikarenakan Takeda membutuhkan waktu untuk mengumpulkan informasi mengenai botol mana yang terkontaminasi dan di mana mereka berada di negara itu, kata pejabat tersebut.

Moderna mengatakan kontaminasi bisa disebabkan oleh masalah manufaktur di salah satu jalur produksi di lokasi manufaktur kontraknya di Spanyol.

Perusahaan farmasi Spanyol Rovi (ROVI.MC), yang membotolkan atau mengisi dan menyelesaikan vaksin Moderna untuk pasar selain di Amerika Serikat, mengatakan sedang menyelidiki kemungkinan kontaminasi dosis Moderna dan masalahnya tampaknya terbatas pada beberapa batch yang terikat untuk Jepang.

Penangguhan tersebut merupakan kemunduran baru bagi Moderna, yang mitranya mengalami penundaan produksi bulan lalu sekaligus mengganggu pasokan ke negara-negara lain, termasuk Korea Selatan.

Negeri Ginseng, yang mengimpor vaksin Moderna dari lokasi produksi di Amerika Serikat dan Spanyol, mengatakan lot vaksin yang memiliki masalah kontaminasi tidak dikirim ke negara itu.

Kementerian pertahanan Jepang, yang mengoperasikan situs vaksinasi massal di Osaka, mengatakan vaksinasi dari tempat yang dimaksud – yang berisi 565.400 dosis, telah digunakan di prefektur barat antara 6 Agustus dan 20 Agustus, tetapi tidak disebutkan berapa banyak orang yang terkontaminasi.

Meskipun beberapa perusahaan membatalkan vaksinasi yang direncanakan, Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan rencana inokulasi negara itu akan sedikit terpengaruh oleh masalah ini.

Sehari sebelumnya, dia mengatakan sekitar 60 persen warga Jepang akan divaksinasi penuh pada akhir September dan negara itu memiliki cukup vaksin untuk memberikan dosis booster.

Keputusan untuk menangguhkan penggunaan vaksin Moderna datang bertepatan dengan kritik terhadap kampanye vaksin yang dinilai lambat. PM Suga saat ini menghadapi tantangan dalam perlombaan kepemimpinan partai dan peringkat persetujuannya telah turun di bawah 30 persen.

Jepang sedang berjuang melawan gelombang infeksi terburuknya, didorong oleh varian Delta, dengan infeksi harian baru melebihi 25 ribu untuk pertama kalinya di bulan ini. Jepang telah menginokulasi sebanyak 54 persen populasinya dengan setidaknya satu dosis dan 43 persen divaksinasi penuh.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini