Dirgahayu TNI ke-74, Lembaga Militer yang Berganti Nama Berkali-kali

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) dirayakan tiap tanggal 5 Oktober. Tahun 2019 ini, TNI telah genap berusia 74 tahun. Tentu bukan usia yang tak belia lagi, tapi tahukah anda bagaimana sejarah berdirinya TNI? Yuk simak ulasan di bawah ini.

Berawal dari Pembentukan BKR

Cikal bakal TNI berawal dari dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR). Lembaga ini dibentuk atas desakan kaum muda yang ingin agar Indonesia memiliki angkatan perang sendiri di masa awal kemerdekaan.

Setelah melalui beragam pro kontra, maka BKR akhirnya lahir pada 22 Agustus 1945 lewat bantuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang diketuai oleh Soekarno.

Ketika itu, BKR terdiri dari para pemuda Indonesia dari berbagai macam golongan dan ideologi yang pada zaman penjajahan telah mendapatkan pendidikan militer, misalnya dari Pembela Tanah Air (PETA), Heiho dan Kaigun Heiho serta barisan pemuda lainnya.

Karena keterbatasan informasi, tidak semua wilayah di Indonesia terbentuk BKR. Meskipun demikian, para pemuda secara sukarela menghimpun diri untuk mempertahankan kemerdekaan melalui pembentukan Laskar Rakyat dengan inisiatif sendiri. Misalnya Pemuda Aceh Indonesia mendirikan Angkatan Pemuda (API), di Palembang membentuk BKR, tetapi dengan nama lain, yaitu Garda Rakyat Keamanan (PKR) atau Badan Penjaga Keamanan Rakyat (BPKR).

Tak hanya unsur darat (cikal-bakal TNI AD), BKR juga merambah sektor laut dan udara. Misalnya BKR Laut yang diresmikan pada 10 September 1945 (kelak menjadi TNI AL). Dibentuk atas peran besar para pemuda yang punya pengalaman di bidang pelayaran seperti R.E. Martadinata, Mas Pardi, R. Suryadi, dan lainnya.

Begitu pula di sektor angkasa. BKR Udara (pendahulu TNI AU) dirintis oleh para mantan anggota korps penerbangan Belanda, macam Militaire Luchtvaart (ML), Marine-Luchtvaartdienst (MLD), dan Vrijwillig Vliegers Corps, maupun Jepang yakni Rikugun Koku Butai, Kaigun Koku Butai, serta Nanpo Koku Kabusyiki. BKR Udara berdiri di daerah-daerah yang memiliki pangkalan udara.

Dari TKR Menuju TNI

Pasca Jepang menyerah kepada Sekutu, pemerintah lantas mengeluarkan maklumat tanggal 5 Oktober 1945. BKR pun bersalin nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Karena Supriyadi tak pernah muncul, maka setelah kongres TKR pada 12 November 1945 di Yogyakarta, memutuskan Kolonel Sudirman naik pangkat menjadi jenderal dan memimpin TKR. Ia dilantik pada tanggal 18 Desember 1945.

TKR lantas berevolusi menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Tujuannya agar dapat memperluas fungsi tentara dalam membela kebebasan dan keamanan rakyat Indonesia. Pengesahannya lewat Keputusan Pemerintah No.2 / SD 1946 pada 7 Januari 1946.

Cuma seumur jagung, nama ini kemudian diubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan alasan agar angkatan bersenjata kita bisa sesuai dengan standar militer internasional. TRI pun berdiri pada 26 Januari 1946. Barulah pada awal Juni 1947 Presiden Sukarno mengubah nama TRI menjadi TNI.

TNI ini pun pada tahun 1962 sempat berganti nama lagi menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Pergantian nama ini sendiri dengan alasan penyatuan organisasi angkatan perang dan kepolisian negara agar satu komando.
Pasca reformasi dan dicabutnya dwi fungsi ABRI, nama ABRI tidak berlaku dan tentara kembali berganti nama TNI sebagaimana yang kita kenal sekarang. Meskipun begitu, HUT TNI tetaplah tanggal 5 Oktober dan tidak berubah.

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini