Dinkes TTU Dukung Upaya Presiden Turunkan Stunting ke Level 14 Persen di Tahun 2024

Baca Juga

MATA INDONESIA, KEFAMENANU – Angka stunting di Kabupaten TTU mengalami peningkatan di tahun 2022. Hal ini disampaikan Baselius F. Haumein,SKM.MPH selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan TTU.

“Pada bulan Februari kemarin ketika dilakukan bulan operasi timbang di seluruh TTU, khusus stunting mengalami peningkatan dari 25,3% di tahun 2021 menjadi 30,1% atau naik 4,6%,” ujarnya, Kamis 31 Maret 2022.

Ia menjelaskan bahwa meski stunting di TTU mengalami trend penurunan. Namun hasil ini belum bisa dipublikasikan karena setiap tahun dilakukan dua kali operasi timbang yaitu pada bulan Februari dan Oktober.

“Jadi pada bulan Oktober itu baru menjadi tolak ukur tahun ini,” katanya.

Lebih lanjut ketika dimintai soal alokasi anggaran yang digunakan untuk mengatasi stunting di TTU, dari pihak dinkes tidak mengetahui secara pasti karena fungsi dari dinas sendiri lebih pada edukasi.

“Untuk penanganan stunting ini,terkait dengan anggaran itu yang dilakukan itu ialah aksi konvergensi bersama-sama semua OPD yang dikoordinir oleh Bapeda yakni sama-sama melakukan analisis situasi untuk menentukan lokus-lokus,” ujarnya.

Dari lokus-lokus itu, Bapeda akan mengendalikan semua OPD. Jika ada kegiatan intervensi stunting semua OPD bisa masuk mengambil bagian dalam penanganan stunting.

“Jadi terkait anggaran kami tidak mengetahui pasti karena dari dinas lebih pada pemberian edukasi untuk ibu hamil dan kegiatan posyandu,” katanya.

Dari dinas kesehatan pun sudah melakukan langkah-langkah untuk mengatasi stunting dimaksud yaitu lewat intervensi sensitif dan intervensi spesifik.

“Kalau sensitif itu dilakukan oleh non kesehatan yakni aksi konvergensi tadi oleh semua OPD. Sedangkan intervensi spesifik itu yang khusus kesehatan yaitu pemeriksaan ibu hamil serta kegiatan posyandu. Kalau pemberian makanan tambahan itu wewenang dari desa,” ujarnya.

Selain itu, Dinkes TTU juha memfasilitasi pemberian makanan tambahan berupa biskuit dan pemberian obat yang disalurkan langsung dari pusat.

Meski demikian, penanganan stunting ini juga mengalami kendala di masyarakat.

“Untuk menangani soal kasus kurang gizi ini kita mengalami kendala yakni kurangnya kesadaran akan pola makanan bergizi dari masyarakat,” katanya.

Sesuai dengan intruks Presiden Jokowi untuk menekan penurunan angka stunting menjadi 14%, Dinkes TTU pun menyusun RPJMD sendiri menuju ke target yang dimaksud.

“Untuk 14% itu adalah target RPJMN nya presiden. Kita pun mmenyusun RPJMD sendiri yakni di 2022 ini 23%, kemudian tahun 2023 harus turun 18%, dan di tahun 2024 menjadi 14%.” ujarnya.

Kontributor TTU : Zenobius Yancen Abi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini