Di Tengah Pandemi, Perbankan Syariah Tahan Banting

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di masa pandemi banyak sektor terkena imbas, namun tidak pada Bank Syariah Indonesia (BSI) yang justru dianggap mendapat durian runtuh.

Pada 2020 BSI mendapat konversi besar-besaran dengan Dana Pihak Ketiga sebesar 2 triliun, ini didapatkan dari adanya kebijakan projek ekonomi Provinsi Aceh. Sampai di awal 2021, BSI sudah berhasil konversi sekitar Rp 12 triliun dari GPK Bank Konvensional Aceh.

Ditambah dengan bergabungnya tiga bank syariah yaitu BNI Syariah, BRI Syariah, dan Mandiri Syariah membuat BIS memiliki aset sekitar Rp 400 triliun atau dalam perbankan melonjak berada di posisi ke-7 secara nasional.

Menurut peneliti Ekonomi Islam, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Fauziah Rizki Yuniarti, perbankan syariah lebih tahan banting karena porsi yang masih sangat kecil dibanding bank konvensional. Jadi tidak salah mereka masih bertahan dan terus berkembang di saat pandemi.

“Kenapa tahan banting? Secara porsi masih kecil dibanding bank konvensional, jadi saat ada ‘syok’ di sektor ekonomi dampaknya belum terlalu besar di BSI,” katanya.

Secara data bila dilihat dari perbandingan angka, BSI ke Bank Konvensional itu perbandingannya mencapai 90 ke 10 persen. Secara Bank Konvensional lebih dulu ada, seperti Bank BNI yang sudah berdiri sejak 1946 sehingga titik mulainya BSI dan Bank Konvensional jauh berbeda.

“Syariah itu kan dianggap kuno, ketinggalan zaman. Maka campaign kita saat ini ke milenial digitalisasi dan terus kita galakan ke masyarakat BSI punya benefit secara spiritual. Bertransaksi dan berbisnis di syariah kita punya kontribusi dalam sosial dan ibadah,” ujar VP Business Planning & Evaluation Bank Syariah Indonesia, Lucky Affriansyah.

Saat ini milenial mulai cerdas berinvestasi dari situ Bank Syariah menyediakan layanan investasi dengan menjual reksadana syariah.

“Di bank konvensional tidak punya tabungan emas, di BSI bisa. Mencicil emas, dari sisi rumah, tahun ini kita ada di special pricing dengan fitur menjadi pembiayaan rumah namanya griya digital 2 tahun lancar pembayaran bisa berangkat haji. Fitur DP rumah 0 persen, kita juga punya tabungan haji untuk muslim yang mau naik haji,” kata Lucky.

Memajukan Bank Syariah dengan cepat beradaptasi pada era teknologi dan menargetkan kaum milenial menjadi pilihan yang tepat. Ustadz Zacky Mirza pun mendukung perencanaan itu.

“Di dunia dakwah mau tidak mau juga harus bisa menjadi bagian mereka supaya mebahasakan seperti sahabat. Menurut saya memang perlu pengorbanan untuk menyampaikan bahwa dengan menabung di Bank syariah kita sudah berinvestasi untuk di akhirat. Itu yang saya rasa perlu digaungkan, dengan menabung saja mereka sudah peduli dengan hafiz quran yg pesantren di pinggir sungai atau korban bencana alam,” ucapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini