MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Di Yogyakarta banyak dan beragam destinasi kunjungan. Salah satu suguhan menawan yang ada di Kota Pelajar ini adalah Museum Kotagede.
Di Museum ini ada Rumah Kalang yang merupakan salah satu bangunan cagar budaya tertua di wilayah ini. Terkenal karena keindahan arsitektur Eropa yang sesuai dengan budaya dan alam sekitar. Bangunan ini memiliki ciri khas tiang bergaya Corinthia-Romawi, dengan hiasan berbentuk kaca patri yang berwarna-warni. Bangunan ini menggunakan tegel bermotif baik untuk lantai maupun untuk penutup dinding bagian bawah, pintu dan jendela berjumlah banyak serta berukuran besar.
Edukator Museum Kotagede, Tria Rahma menjelaskan bahwa Kotagede merupakan kota heritage. Bahkan usia Kotagede sudah sekitar lima abad. ”Masyarakatnya mampu menjaga dan merawat budaya leluhur. Jadi banyak peninggalan budaya dan sejarah yang masih terjaga dengan baik,” ujar Tria, Senin 27 Juni 2022.
Zaman dulu, Rumah Kalang ini adalah rumah para saudagar kelompok Kalang yang dahulu terkenal kaya-raya di Kotagede. Nah, rumah kalang di museum Kotagede ini sebutannya adalah Intro Living Museum Kotagede. Letaknya di Jalan Tegal Gendu (selatan kantor Palang Merah Indonesia). Pengelola Intro Living Museum Kotagede ini adalah Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. Pertama kali terbuka untuk umum pada tanggal 10 Desember 2021.
Di museum ini isinya koleksi-koleksi yang terbagi menjadi empat klister utama.
- Klaster pertama adalah Klaster Situs Arkeologi dan Lansekap Sejarah
- Kemudian Klaster Kemahiran Teknologi Tradisional
- Klaster Seni Pertunjukan Sastra
- Setelah itu ada Klaster Adat-Tradisi dan Kehidupan Keseharian
- Dan Klaster Pergerakan Sosial Kemasyarakatan.
Beberapa koleksi berasal dari hibah tokoh dan masyarakat Kotagede, serta dari ahli waris Ibu Hj Noerijah, pemilik lama rumah kalang.
Museum ini buka setiap Senin hingga Jumat pukul 7.30 – 16.00 WIB. Khusus di hari Jumat museum hanya memberi pelayanan wisata hingga pukul 14.30 WIB. Sementara hari Sabtu dan Minggu serta hari besar dan tanggal merah museum tutup.
Novia Simare-mare, salah seorang pengunjung merasa tertarik untuk mendatangi museum ini. Ia ingin melihat lokasi pembuat kue kembang waru di museum ini. Sebab pengunjung asal Jakarta ini ingin mencicipi langsung panganan lokal di Kotagede.
“Menarik banget, sekarang masih ada yang membuat kue secara tradisional,” katanya.
Reporter: M Fauzul Abraar