MATA INDONESIA,EDINBURG – Polisi Skotlandia telah menangkap dua orang dalam beberapa hari terakhir.
Hal tersebut terjadi akibat protesnya terhadap sistem monarki pasca Ratu Elizabeth II meninggal dunia.
Penangkapan itu terjadi pada acara-acara untuk menandai kematian ratu dan pengangkatan Raja Charles III sebagai raja baru Inggris.
Seorang wanita berusia 22 tahun menjadi terdakwa pelanggaran perdamaian. Penangkapannya terjadi saat proses proklamasi aksesi untuk raja di luar Katedral St Giles di Edinburg. Ia akan muncul di Edinburg Sheriff Court saat proses pengadilan nanti.
Pada hari yang sama, Polisi menangkap Symon Hill karena tuduhan melakukan pelanggaran ketertiban umum setelah ia berteriak, “Siapa yang memilihnya?” selama proklamasi aksesi lain di Oxford.
Polisi Thames Valley mengatakan para demonstran yang tertangkap akan membantu para petugas secara sukarela.
Pada hari Senin,12 September 2022 seorang pria berusia 22 tahun tertangkap sehubungan dengan pelanggaran perdamaian setelah mencela Pangeran Andrew ketika prosesi kerajaan bergerak di sepanjang Royal Mile Edinburg.
Kepala Eksekutif Index on Cencorship,Ruth Smeeth mengatakan bahwa penangkapan tersebut sangat memprihatinkan. Entah rencana tersebut sengaja atau tidak sengaja,hal tersebut dapat mengikis kebebasan berekspresi warga.
Banyak pihak yang menyayangkan keputusan polisi untuk memberikan hukuman kepada para demonstran.
Jodie Back, petugas kebijakan dan kampanye di Liberty mengatakan “sangat mengkhawatirkan melihat polisi menegakkan kekuasaan mereka yang luas dengan cara yang berat dan menghukum,” dilansir dari BBC.
Sekitar 1.500 personel militer akan bekerja bersama polisi dan petugas sipil untuk mengelola sejumlah besar orang yang berduyun-duyun ke London selama minggu depan.