Demi Reorganisasi LIPI, Terungkap 30 ribu Tesis dan Disertasi Peneliti Dimusnahkan

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Kebijakan reorganisasi karyawan yang dilakukan Kepala LIPI Laksana Handoko ternyata mengorbankan ribuan tesis dan disertasi milik para peneliti.

Hal itu terungkap, dimana Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris, menyebut tesis dan disertasi di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) LIPI telah dimusnahkan.

“Rencana akan didigitalisasi, tapi digitalisasi belum dilakukan namun dua truk buku, disertasi dan tesis sudah dikiloin dan dimusnahkan,” ujar Haris, mengutip CNNIndonesia.com, Senin 11 Maret 2019.

Diketahui, Haris bersama sejumlah peneliti lainnya sempat mengadu ke DPR karena tidak setuju dengan kebijakan reorganisasi tersebut.

Peneliti politik senior LIPI Asvi Warman Adam mengatakan hal serupa. Dirinya menyebut ada 30 ribu tesis dan disertasi yang hilang dari perpustakaan PDII. Meski demikian Asvi belum bisa memastikan karya-karya itu dimusnahkan seperti dikatakan Haris.

“Berdasarkan informasi yang saya terima, penghilangan itu terjadi pada 9 dan 10 Februari atau akhir pekan. Jadi pas enggak ada orang,” katanya.

Asvi pun menyebut penghilangan karya ilmiah itu imbas dari reorganisasi yang dilakukan Kepala LIPI Laksana Handoko. Sejarawan itu menduga ruangan perpustakaan PDII tempat penyimpanan tesis dan disertasi akan digunakan sebagai ruang baru karyawan yang terkena reorganisasi. Karenanya tesis dan disertasi yang dikorbankan.

Asvi lalu mengatakan bahwa kepala LIPI Laksana Handoko harus bertanggung jawab mengembalikan ribuan tesis dan disertasi tersebut.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini