MATA INDONESIA, JAKARTA – Untuk pengadaan alutsista TNI yang harus dipenuhi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melalui Kementerian Pertahanan, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengalokasikan anggaran belanja hingga Rp 136,99 triliun dalam RAPBN tahun anggaran 2021. Angka itu menunjukkan anggaran Kementerian Pertahanan naik dari tahun ini.
“Kebutuhan Kementerian Pertahanan dalam rangka alutsista dan terutama juga untuk maintenance, itu adalah catching up dari kebutuhan yang selama ini. Jadi kami dalam hal ini tidak melihat sebagai sesuatu deviasi yang sangat besar,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020.
Tahun ini anggaran kementerian itu hanya senilai Rp 117,9 triliun. Maka, Sri Mulyani mengharapkan Menteri Prabowo mampu mengeksekusi belanja untuk meningkatkan industri-industri strategis yang dimiliki Indonesia.
Dalam Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN Tahun 2021, disebutkan belanja Kementerian Pertahanan terbagi tujuh program.
Ketujuhnya adalah program penggunaan kekuatan Rp 4,4 triliun, program profesionalisme dan kesejahteraan prajurit Rp 11,42 triliun, serta program kebijakan dan regulasi pertahanan sebesar Rp 35,4 miliar.
Selain itu, program modernisasi alutsista, non alutsista dan sarpras pertahanan Rp 42,65 triliun, dan program pembinaan sumber daya pertahanan Rp 1,6 triliun.
Ada pula, program riset, industri, dan pendidikan tinggi pertahanan sebesar Rp 543,8 miliar serta program dukungan manajemen sebesar Rp 76,28 triliun.
Dalam RAPBN tahun 2021 juga disebutkan pendapatan BLU Kementerian Pertahanan ditargetkan sebesar Rp 3,09 triliun, turun 2,6 persen dari proyeksi tahun 2020 sebesar Rp 3,17 triliun.
Target tahun 2021 itu disusun berdasarkan pertimbangan masa transisi dari penerapan program lama ke program baru serta akibat adanya pandemi Covid19 yang berpengaruh besar pada penurunan jumlah pasien sehingga berdampak terjadinya penurunan pendapatan rumah sakit.