MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketika media sosial mengunggah gambar dokter dan perawat menggunakan jas hujan plastik dan kantung sampah sebagai alat pelindung diri (APD), netizen pun nyinyir. Padahal itu adalah dedikasi para petugas kesehatan yang sadar bahwa sekarang dalam keadaan darurat kesehatan sama seperti di Manhattan Amerika Serikat.
Dengan jumlah pasien positif Covid19 mendekati Italia atau 68.203 kasus positif, rumah sakit di negeri Paman Sam itu jauh lebih sibuk bahkan overcrowded dibandingkan Indonesia.
Akibatnya, mereka juga kekurangan alat pelindung diri (APD) yang selalu jadi bahan nyinyiran para haters Pemerintah Indonesia sekarang.
Seperti dilaporkan New York Post, tiga orang perawat di Mount Sinai West mengunggah foto mereka melalui sebuah akun facebook.
Ketiganya mengenakan plastik sampah berwarna hitam yang dilubangi sebagai pengganti APD yang habis dan berpose di salah satu lorong rumah sakit tersebut.
Salah satu dari mereka bahkan memegang kotak terbuka berisi 20 kantung sampah Hefty “Strong” berukuran 33 galon yang mereka gunakan untuk berjubah.
“TIDAK ADA LEBIH BANYAK GAUN DI RUMAH SAKIT,” demikian keterangan yang ditulis menjelaskan foto itu.
“TIDAK ADA LEBIH BANYAK MASKER DAN MENGGUNAKAN KEMBALI YANG SUDAH HARUS DIBUANG … YANG PERLU DIPEROLEH SELAMA KRISIS COVID-19.”
Judulnya termasuk tagar seperti #heftytotherescue, #riskingourlivestosaveyours dan #pleasedonateppe, dengan “ppe” yang mengacu pada “peralatan pelindung pribadi.”
Sementara itu, staf di rumah sakit dekat Columbus Circle itu, menghubungkan kekurangan pasokan alat kesehatan tersebut dengan dengan kematian asisten manajer keperawatan Kious Kelly, yang dites positif covid19 sekitar dua minggu lalu.
Kelly, 48, dirawat di rumah sakit andalan Mount Sinai di Upper East Side pada 17 Maret 2020 dan meninggal Selasa malam.
New York Post juga mengungkapkan perawat yang mengatakan menggunakan APD yang sama antara pasien yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi. Karena mereka tidak memiliki lagi yang tersisa.
Jadi nyinyi-nyers lebih baik bantu mereka daripada cuma cari followers lewat komentar-komentar yang menakut-nakuti. Apalagi sekarang banyak pihak yang buka donasi untuk membantu tenaga kesehatan memenuhi kebutuhannya itu.