MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS diramalkan akan melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu, 1 April 2020. Kemarin, rupiah ditutup pada posisi Rp 16.310 per dolar AS atau menguat 0,17 persen.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak menguat di kisaran Rp 16.250 hingga Rp 16.400 per dolar AS.
Ia mengatakan, penguatan rupiah ditopang oleh imbas dari membaiknya ekonomi Cina. Biro Statistik Nasional Cina melaporkan indeks manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) Cina periode Maret sebesar 52. Angka itu melonjak drastis dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 35,7. “Sekaligus menjadi catatan terbaik sejak September 2017,” katanya, Selasa sore.
Selain itu, penguatan mata uang garuda juga dibayangi oleh upaya penemuan vaksin corona oleh AS. Pemerintah AS dikabarkan menggelontorkan dana sebesar 421 miliar dolar AS untuk membantu Johnson & Johnson membangun fasilitas produksi baru.
Proyek ini yang membutuhkan investasi 1 miliar dolar AS. Uang tersebut diambil dari stimulus jumbo AS senilai 2,2 triliun dolar AS. “Fasilitas itu ditargetkan mampu memproduksi vaksin virus corona sebanyak 1 miliar dosis,” ujarnya Selasa sore.
Sementara dari dalam negeri, laju rupiah dipengaruhi oleh kebijakan Jokowi soal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan status darurat kesehatan masyarakat untuk menanggulangi wabah corona.
Dalam status PSBB ini, Jokowi menyatakan bahwa Menteri Kesehatan akan berkoordinasi dengan Kepala Gugus Tugas Covid-19 Doni Monardo dan Kepala Daerah. Dasar hukumnya adalah Undang-undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Kebijakan ini menjadikan Polri nanti head to head dengan kepentingan gubernur, bupati dan penguasa daerah lokal, Sehingga harmonisasi terkait kebijakan-kebijakan yang diambil bisa terjalin dengan baik dan corona bisa teratasi,” kata Ibrahim.