MATA INDONESIA, JAKARTA – Dassault Aviation menaikkan kapasitas produksinya demi memenuhi pesanan jet tempur multiperan generasi 4,5 Rafale.
Pesanan itu, termasuk dari Indonesia sehingga dalam waktu yang pendek sudah bisa bergabung dengan TNI AU.
Hal itu diungkapkan Chief executive Dassault Aviation, Eric Trappier dalam laporan tahunannya, yang dikutip Minggu 13 Maret 2022.
Dia menyebutkan akan meningkatkan produksi menjadi ” irama tiga.”
Menurut Flight Global, sebelumnya Dassault direncanakan membuat kapasitas produksi dua unit per bulan.
Dengan “irama tiga” berarti produksi mesin perang tersebut akan menjadi tiga unit per bulan.
Indonesia dan Uni Emirat Arab disebut telah melakukan blockbuster pembelian Rafale dengan masing-masing memesan 42 unit dan 80 unit yang ditandatangani Februari 2022 dan Desember 2021.
Sementara pada tahun lalu perusahaan tersebut menerima pesanan total 49 unit pesawat tempur multiperan tersebut yang terdiri 31 untuk Mesir, 12 untuk Prancis, dan enam untuk Yunani. Backlog Rafale pada akhir tahun mencapai 86 pesawat, 46 di antaranya untuk pasar ekspor.
Belum lagi memperhitungkan pesanan Yunani untuk enam pesawat dan pada 2023 Angkatan Udara Prancis kembali mengajukan komitmen untuk 42 unit.
“Pesanan sedemikian rupa sehingga kami harus meningkatkannya untuk memenuhi tenggat waktu kontrak di tahun-tahun mendatang,” kata Trappier.
Sementara pengiriman pesawat UEA tidak akan dimulai sebelum 2026, untuk Mesir dan Indonesia akan jatuh tempo “dalam jangka pendek”, yang mengarah ke “puncak produksi kami”.
Trappier mengatakan pabrikan masih dapat mengakomodasi pesanan tambahan jika diperlukan, bahkan dalam waktu dekat.