Dari Remaja 16 Tahun Hingga Ibu-ibu Berpakaian Adat Demo ke KPK

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Hari Sabtu, 14 September 2019, aksi unjuk rasa ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih saja ramai. Setelah sehari sebelumnya aksi yang sama dilakukan oleh sejumlah orang dari kelompok masyarakat, kali ini sejumlah perempuan berpakaian adat penari merak Jawa Barat ikut berunjuk rasa.

Tak hanya itu sejumlah remaja di bawah umur 17 tahun terlihat ikut terlibat aksi. Remaja tanggung yang tergabung dalam aliansi ini juga sama tuntutannya. Revisi UU KPK dan pembubaran wadah pegawai KPK. “Saya 16 tahun, masih sekolah SMA,” kata salah seorang remaja yang enggan disebutkan namanya sambil memegang poster tuntutan “Presiden bekukan aktivitas pimpinan KPK” di Jakarta, Sabtu.

Sementara perempuan penari adat mengaku kehadiran mereka supaya aksi unjuk rasa menjadi menarik.”Ini agar menarik dan sebagai representasi budaya yang ikut mendukung Revisi UU KPK,” kata koordinator aksi yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Untuk Perbaikan KPK, Syahrul, di Jakarta, Sabtu.

Perempuan mengenakan pakaian adat ini membawa bunga dan membagi-bagikannya ke orang-orang yang hadir di depan Gedung KPK.  Aliansi Masyarakat Untuk Perbaikan KPK sendiri menurut Syahrul menuntut agar presiden dan DPR agar segera merevisi UU KPK.
“Selain itu kami juga meminta wadah pegawai KPK dibubarkan, wadah ini menurut kami tidak tepat, seolah-olah kami lihat di tubuh KPK itu ada dua lembaga,” kata dia.

Wadah pegawai KPK menurut dia seperti menjadi alat politisasi untuk kepentingan-kepentingan yang bisa menyerang siapa saja.

Aksi lainnya dilakukan Himpunan Aktivis Millenial Indonesia. Mereka yang sehari sebelumnya berunjuk rasa di KPK, kembali datang ke Kantor KPK sekitar pukul 15.30 WIB. Puluhan orang dari kelompok ini bergabung dengan dua kelompok lain yang sudah berunjuk rasa sejak 14.30 WIB. Dua kelompok lainnya menamakan diri Solidaritas Pemuda Nasionalis dan Aliansi Rakyat Lawan Korupsi.

Koordinator Himpunan Aktivis Milenial Indonesia Asep Irama mengatakan kelompoknya datang untuk mencopot kain hitam penutup logo KPK. Namun ternyata kain sudah dicopot sebelum mereka datang.

Sebelumnya, demo yang digelar Himpunan Aktivis Millenial dan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Relawan NKRI di sekitar Gedung Merah Putih KPK, pada Jumat 13 September 2019 berujung kericuhan.

Massa aksi sempat membakar ban dan karangan bunga. Kerusuhan pecah saat massa mencoba masuk ke dalam Gedung KPK dengan tujuan menemui pimpinan KPK. Massa juga merangsek masuk untuk mencopot kain hitam di logo KPK. Bentrok massa dan aparat pun tak terelakkan.

Asep Irama menyebut kericuhan tak terhindarkan karena pihaknya telah lebih dulu meminta secara baik-baik ke KPK untuk menurunkan kain hitam yang menutupi logo KPK.

Berita Terbaru

Pemimpin Terpilih Pilkada 2024 Diharapkan Menyatukan Aspirasi Semua Pihak

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemimpin daerah yang terpilih dalam Pilkada Serentak 2024 harus mampu menyatukan seluruh...
- Advertisement -

Baca berita yang ini