Covid-19 Alasan Utama Kasus Bunuh Diri di Malaysia

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUALA LUMPUR – Sebanyak 468 kasus bunuh diri dilaporkan terjadi di seluruh Malaysia periode Januari-Mei 2021. Negara bagian Selangor menjadi daerah dengan jumlah bunuh diri tertinggi tahun ini dengan mencatat 117 kasus.

Direktur Reserse Kriminal Polri CP, Datuk Seri Abd Jalil Hassan mengatakan bahwa jumlah kasus bunuh diri yang dilaporkan di Malaysia pada 2019 sebanyak 609 kasus. Sementara tahun 2020 sebanyak 631 kasus.

Melansir Malaymail, Datuk Seri Abd Jalil Hassan mengungkpakan, selama periode 2019 hingga Mei 2021 rata-rata terjadi dua kasus bunuh diri setiap hari. Tahun 2019 dan 2020, wilayah Johor mencatat kasus terbanyak dengan total 101 kasus.

Sejak 2019 hingga Mei 2021, kasus yang dilaporkan melibatkan 1.427 perempuan dan 281 pria, dengan mayoritas remaja berusia 15 hingga 18 tahun sebanyak 872 orang. Kemudian diikuti oleh 668 orang berusia 19 hingga 40 tahun.

Abd Jalil Hassan mengatakan bahwa berdasarkan penyelidikan, tiga penyebab kasus bunuh diri ini dipicu oleh masalah keluarga, tekanan emosional, serta keuangan.

“Berdasarkan tren kejadian bunuh diri, semua pihak yang bertanggung jawab terutama masyarakat harus berperan penting dalam menertibkan hal ini,” kata Abd Jalil Hassan.

“Individu yang yang menghadapi masalah seperti keuangan, kesehatan, tekanan emosional, depresi, masalah keluarga dan nilai-nilah harus diberikan bantuan dan dukungan dari keluarga dan teman dekatnya,” tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Kesehatan, Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memiliki dampak besar terhadap kesehatan mental di seluruh dunia, termasuk Malaysia.

Dr Noor Hisham menuturkan individu-individu tertentu memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan mental termasuk depresi, ketika menghadapi stres yang luar biasa dan isolasi dari jaringan dukungan keluarga serta teman-teman mereka.

Ia berpesan kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap gejala-gejala yang dapat mengarah pada perilaku bunuh diri, antara lain perubahan perilaku, terus-menerus terlihat sedih atau tertekan, kehilangan minat pada aktivitas rutin, kesulitan fokus dan melakukan tugas sehari-hari.

Gejala lain di antaranya mengisolasi diri dari keluarga dan teman, mengalami gangguan tidur dan kehilangan nafsu makan, perilaku agresif dan kasar terhadap diri sendiri dan orang lain di sekitar mereka, dan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, mengungkapkan perasaan kehilangan harapan atau kebosanan dari hidup dan merasakan kehadiran mereka membebani anggota keluarga, secara lisan atau tulisan untuk mengungkapkan keinginan untuk mengakhiri hidup mereka.

Dr Noor Hisham juga menyarankan masyarakat untuk membantu dengan berkomunikasi secara efektif dengan individu yang menghadapi depresi, seperti menganggap serius masalah yang dihadapi dan tidak menganggap enteng atau meremehkan masalah, meluangkan waktu untuk mendengarkan individu.

Selanjutnya menunjukkan empati dan menghindari menghakimi individu tersebut, menggunakan teknologi terkini untuk memelihara hubungan, memberikan dukungan sosial kepada mereka seperti membantu dalam masalah sehari-hari, dan mendorong serta membantu mereka untuk menerima penilaian dan perawatan profesional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pendekatan Holistik Penting Sebagai Strategi Pencegahan Narkoba Sejak Dini

Oleh : Andika Pratama )* Penyalahgunaan narkoba terus menjadi ancaman besar yang merusak masa depan generasi muda dan stabilitas sosial bangsa. Dalam upaya...
- Advertisement -

Baca berita yang ini