MATA INDONESIA, JAKARTA – Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim mengatakan bahwa target yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat terealisasi bila terfokus pada sektor UMKM dan industri rumah tangga.
Dikatakan Abdul Halim, target memberikan pelatihan dalam rangka menciptakan 1,290 wirausahawan baru bukanlah perkara yang sulit untuk direalisasikan. Terlebih bila target merupakan kaum milenial yang mahir teknologi komunikasi.
Untuk itu, menurutnya, prioritas target sebaiknya difokuskan pada anak-anak nelayan, pembudidaya ikan, serta para petambak garam.
“Jadikan industri perikanan skala rumah tangga dan UMKM, yang umumnya istri atau perempuan nelayan mendapatkan manfaat dari adanya teknologi komunikasi sebagai sarana pemasaran produk perikanan mereka,” kata Abdul Halim di Jakarta.
Sementara untuk metode pelatihan yang kerap dilakukan secara online oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Abdul Halim menyarankan agar pelatihan dilakukan secara langsung guna mendapat hasil yang maksimal.
“Karena setelah pelatihan tetap memerlukan pendampingan lanjutan di lapangan,” sambungnya seraya menambahkan bahwa diperlukan pendampingan secara berkelanjutan pascapelatihan untuk memastikan bahwa program dijalankan dengan baik dan tuntas.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan terciptanya 1,290 wirausahawan baru di sektor kelautan dan perikanan. Target ini dicanangkan guna memulihkan sektor perekonomian nasional yang terdampak akibat pandemi virus corona.
“Miris jika kita melihat dampak pandemi, tapi di sisi lain, kita bisa bangkit dan membaca peluang dengan menjadi wirausahawan,” kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Artati.
Pandemi virus corona, kata Artati, membuat pola pikir masyarakat berubah, begitu pula dengan daya beli dan perilaku. Sehingga pembelian secara daring mengalami peningkatan yang signifikan.
Untuk itu, Artati memastikan bahwa KKP akan secara konsisten dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan pelaku UMKM di Indonesia. Dukungan tersebut diwujudkan dengan pendampingan pelaku usaha, fasilitasi pembiayaan, manajemen usaha, legalisasi usaha, kemitraan usaha, serta digitalisasi usaha.