Cina Sukses Bikin Matahari Buatan Mampu Bertahan 101 Detik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Cina terus membuat beragam terobosan di sektor teknologi. Teranyar, para ilmuwan negeri berjuluk tirai bambu ini berhasil menciptakan matahari buatan. Penemuan ini dikemas dalam proyek Matahari Buatan atau China Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST).

EAST adalah penelitian fusi nuklir untuk meniru proses yang digunakan Matahari untuk menghasilkan energi dalam jumlah besar, di mana panas dan tekanan yang intens bergabung untuk menghasilkan plasma inti atom berfusi dengan kecepatan luar biasa.

Dalam proyek tersebut, para ilmuwan dikabarkan sukses menahan plasma 120 juta derajat Celcius selama 101 detik dalam percobaan terbarunya. Mereka bekerja dengan berbagai perangkat eksperimental untuk memicu dan mempelajari reaksi ini di Bumi. Para ahli menilai tokamak berbentuk donat, seperti TIMUR di Institut Ilmu Fisika Hefei Cina dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, sebagai pendekatan yang paling menjanjikan.

Tokamak memiliki serangkaian kumparan magnet yang dirancang untuk menahan aliran superheated plasma hidrogen di tempatnya cukup lama agar reaksi terjadi.

Melansir Xinhua, EAST menggunakan deuterium yang berlimpah di laut untuk menyediakan aliran energi bersih yang stabil. Deuterium dalam satu liter air laut dinilai dapat menghasilkan, melalui reaksi fusi, jumlah energi yang setara dengan 300 liter bensin.

Berbeda dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam, yang terancam habis dan mengancam lingkungan, bahan mentah yang dibutuhkan untuk ‘Matahari buatan’ hampir tidak terbatas di bumi.

Oleh karena itu, energi fusi dianggap sebagai ‘energi akhir’ yang ideal dengan potensi untuk membantu China mewujudkan netralitas karbon. Energi fusi, salah satu batas terbesar fisika saat ini, tidak hanya membutuhkan kemampuan penelitian ilmiah terbaik tetapi juga instrumen eksperimental yang masif.

Sebelumnya pada tahun 2016, para ilmuwan di EAST berhasil memanaskan plasma hidrogen hingga sekitar 50 juta derajat Celsius dan mempertahankannya selama 102 detik.

Dua tahun berselang para peneliti menaikkan tekanan menjadi 100 juta derajat Celsius, lebih dari enam kali lebih panas dari inti Matahari dan sanggup bertahan selama sekitar 10 detik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini