Cina Buat Matahari Buatan dengan Bahan Bakar yang Tidak Terbatas di Bumi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ilmuwan Cina dilaporkan berhasil membuat rekor baru yaitu proyek Matahari Buatan atau Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST). Rekor baru ini tercipta karena pemerintah Cina melaporkan bahwa para ilmuwan berhasil menahan plasma 120 juta derajat Celcius selama 101 detik dalam percobaan waktu mereka.

Para ilmuwan ini bekerja dengan berbagai perangkat eksperimental untuk memicu dan mempelajari reaksi ini di Bumi. Para ahli ini menilai bahwa tokamak yang berbentuk donat, seperti di TIMUR di Institut Ilmu Fisika Hefei Cina dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, sebagai pendekatan yang paling menjanjikan.

Adapun, Tokamak merupakan serangkaian kumparan magnet yang dirancang untuk menahan aliran superheated plasma hidrogen di tempatnya cukup lama agar reaksi terjadi. Alhasil, pada tahun 2016, para ilmuwan di EAST berhasil memanaskan plasma hydrogen hingga sekitar 50 juta derajat Celcius dan mempertahankannya selama 102 detik.

Saat peneliti menaikkan plasma hidorgen 100 juta derajat celcius atau lebih dari enam kali lebih panas dari inti Matahari, plasma hidrogen bisa bertahan selama sekitar 10 detik. Menurut Xinhua, EAST menggunakan bahan berupa deuterium yang berlimpah di laut untuk menyediakan aliran energi bersih yang stabil.

Deuterium dalam satu liter air laut dinilai dapat menghasilkan melalui reaksi fusi atau jumlah energi yang setara dengan 300 liter bensin.

Adapun, bahan mentah untuk ‘matahari buatan’ ini hampir tidak terbatas di bumi jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam. Maka, energi fusi menjelma menjadi energi yang ideal untuk membantu Cina mewujudkan netralitas karbon.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini