MATA INDONESIA, JAKARTA – PT BNP Paribas Asset Management (BNP Paribas AM) memprediksi perekonomian Indonesia akan kembali menggeliat pada semester kedua 2021, meski ada pemberlakuan PPKM Darurat, penyebaran Covid-19 hingga risiko inflasi.
Menurut kata Direktur & Head of Fixed Income BNP Paribas AM Djumala Sutedja, saat ini pemerintah tengah berusaha untuk mempertahankan aspek fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun di sisi lain, muncul sektor-sektor baru yang tergolong non-tradisional yang mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Agar perekonomian taah air tetap stabil, ia menyarankan agar para investor atau pelaku pasar terus beradaptasi dan mempertimbangkan berbagai peluang.
“Terlebih, pengendalian Covid-19 oleh pemerintah merupakan kunci akselerasi pemulihan ekonomi dan kembalinya aliran dana asing ke pasar,” ujarnya dalam keterangan resmi, baru-baru ini, melansir kontan.co.id.
Selain itu, investor yang terlibat di pasar obligasi diminta untuk memperhatikan arah dan perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) sebab memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan yield indeks obligasi negara (obligasi IndoBeXG) belakangan ini.
Sementara mengenai aset saham di semester kedua, ia yakin adanya pemulihan fundamental yang masih sesuai meski para asset managers dan investor domestik sedang dalam masa penyeimbangan kembali investasi (rebalancing). Hal ini yang memicu pergeseran sentimen pasar dari saham yang berkapitalisasi besar (big caps) ke saham berkapitalisasi kecil (small caps).
“Setelah proses tersebut dilakukan, diperkirakan data fundamental akan kembali mendorong sentimen positif di pasar, terutama bagi saham bigcaps. Perusahaan tengah menyiapkan solusi investasi yang inovatif baik bagi nasabah institusi maupun ritel,” katanya.
Sutedja juga menilai sektor teknologi bakal memiliki prospek yang menjanjikan di semester II tahun ini. “Terutama dengan kabar beberapa perusahaan giant tech yang siap untuk IPO,” katanya.