MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dapat lebih efektif untuk membantu masyarakat yang terdampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. ”Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, BLTmemang lebih efektif karena sasaran penerima lebih jelas, ” ujar Analis Utama Ekonomi Politik Lab45 Reyhan Noor.
Pemberian BLT tersebut dapat mengurangi tekanan yang dialami oleh masyarakat, khususnya golongan kurang mampu, yang rentan terkena gejolak dari kenaikan harga BBM.
Meski demikian, ia mengingatkan perbaikan data penerima juga mendesak untuk dilakukan agar kualitas penyaluran BLT dapat semakin baik dan lebih tepat sasaran kepada penerima.
“Pemerintah memiliki basis data untuk memberikan BLT, meskipun tingkat akurasi data masih perlu menjadi perhatian,” ujarnya.
Pemerintah juga perlu mengawasi pergerakan harga pangan dan memastikan ketersediaan pasokan, karena apabila barang tidak tersedia, harga cenderung lebih mudah naik.
“Oleh karena itu, ketersediaan barang pokok dan BBM menjadi kunci keberlangsungan kebijakan pemerintah ke depan,” kata Reyhan.
Reyhan memastikan skema pemberian BBM bersubsidi selama ini cenderung tidak efektif karena siapa pun bisa membeli BBM jenis bersubsidi tanpa harus ada verifikasi data.
Reyhan menambahkan penyaluran BLT selama empat bulan hingga akhir 2022 ini juga bisa menjadi kesempatan pemerintah untuk konsolidasi menyongsong 2023. Konsolidasi tersebut mencakup penyesuaian upah minimum dengan pengusaha akibat meningkatnya inflasi. Selain itu, penyesuaian upah menjadi penting untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Secara khusus, kebijakan BLT juga perlu disesuaikan untuk masyarakat tidak mampu untuk tahun depan. Penyesuaian dapat dilakukan, baik melalui penambahan nominal maupun jumlah penerima,” ujar Reyhan.