BIN Tegaskan Tak Terlibat Kasus Suap Impor Bawang Putih

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nama Badan Intelijen Negara (BIN) dicatut dalam kasus dugaan suap impor bawang putih. Namun rumor tersebut segera dibantah dengan tegas oleh juru bicara BIN Wawan Hari Purwanto.

Ia mengatakan info tersebut tidak benar. “(Informasinya) Hoax itu,” katanya ketika dihubungi Minews, Jumat 3 Desember 2020.

Wawan pun mengatakan, pihaknya telah berusaha mengklarifikasikan kepada publik agar tak terjadi multi tafsir dalam masyarakat.

“Kita ingin luruskan agar tidak muncul kesalahpahaman di masyarakat. Tentang upaya hukum, itu adalah opsi lain, jika memang diperlukan,” ujarnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi telah menggelar sidang atas kasus tersebut pada 19 Desember 2019 lalu. Dalam perkara itu, KPK menetapkan lima orang sebagai tersangka. Mereka adalah mantan anggota DPR dari Fraksi PDIP I Nyoman Dhamantra dan orang kepercayaannya Mirawati Basri, Keduanya menjadi tersangka penerima suap. Mereka diduga menerima Rp 3,5 miliar dari pengusaha untuk mengurus kuota impor bawang putih.

Tiga pengusaha pemberi suap yakni, Direktur PT Cahaya Sakti Argo, Chandry Suanda alias Afung, dan dua pihak swasta, Dody Wahyudi, serta Zulfikar. Uang diberikan agar Nyoman membantu pengurusan izin impor 20 ribu ton bawang putih untuk tahun 2019.

Dalam dokumen persidangan tersebut, Afung menjelaskan mulai merintis bisnis di sektor distribusi hasil bumi pada 2014 dengan mendirikan PT Cahaya Sakti Agro.

Pada Maret 2018, Afung bertemu dengan Dody Wahyudi di Restoran Fryday, Central Park, Jakarta. Afung mengenal Dody pada 2008, ketika sama-sama meminjam uang kepada Zulfikar.

Dalam pertemuan itu, Dody menawarkan Afung untuk berbisnis bawang putih. Dody mengaku memiliki kenalan untuk membantu pengurusan Surat Persetujuan Impor dari Kementerian Perdagangan.
Menurut Afung dikutip dari berkas itu, Dody mengatakan Afung akan mendapatkan kuota impor bawang putih menggunakan jatah yang diduga milik BIN.

Namun seusai sidang kemarin, Afung malah mengatakan, tak mengetahui benar atau tidaknya bahwa jatah yang ia pakai untuk impor 2018 adalah milik BIN. “Itu sekedar omongan ya, enggak tahu benar atau enggaknya, dan tidak pernah bertemu dengan orang BIN,” kata dia.

Adapun Dody ditemui di kesempatan yang sama menyangkal kabar itu. “Tidak benar,” kata dia.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini