MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Pasukan internasional berencana untuk tetap tinggal di Afghanistan melampaui batas waktu yang telah ditentukan oleh kesepakatan antara gerilyawan Taliban dan Amerika Serikat.
Empat pejabat senior NATO mengatakan, keputusan ini merupakan langkah yang dapat meningkatkan ketegangan dengan gerilyawan Taliban yang menuntut penarikan penuh.
“Tidak akan ada penarikan penuh oleh sekutu pada akhir April,” kata salah seorang pejabat NATO kepada Reuters, Senin 1 Februari 2021.
“Kondisi belum terpenuhi. Dan dengan pemerintahan AS yang baru, akan ada perubahan dalam kebijakan, rasa penarikan yang tergesa-gesa yang lazim akan ditangani dan kita dapat melihat strategi keluar yang jauh lebih diperhitungkan,” sambungnya.
Sebagai catatan, pemerintah saat itu Donald Trump menandatangani perjanjian dengan Taliban awal tahun lalu yang menyerukan penarikan semua pasukan asing pada Mei. Sebagai imbalannya, gerilyawan Taliban memenuhi jaminan keamanan di Afghanistan.
Mantan Presiden Trump bahkan telah menarik sebagian pasukan AS dan hanya menyisakan 2,500 pasukan di bumi Afghanistan. Jumlah ini menjadi yang paling sedikit sejak 2001.
Dialog damai antara pemerintah Afghanistan dan gerilyawan Taliban sejatinya telah dimulai pada September tahun lalu di Doha. Akan tetapi, angka kekerasan tak jua menurun.
“Tidak ada sekutu NATO yang ingin tinggal di Afghanistan lebih lama dari yang diperlulan, tetapi kami telah jelas bahwa kehadiran kami tetap berdasarkan kondisi,” kata juru bicara NATO, Oana Lungescu.