MATA INDONESIA, JAKARTA – Invasi Rusia ke Ukraina tidak terjadi begitu saja. Menurut pengajar Jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Dina Sulaeman, ada campur tangan para ‘pembisik’ atau makelar perang.
Menurutnya, beberapa tahun terakhir, para pembisik alias makelar perang ini mulai narsis, dan menunjukkan perannya secara terang-terangan.
“Di antaranya adalah seorang (mengaku) filsuf bernama Bernard Henry Levy (BHL),” ujar Dina melalui pernyataan tertulisnya, Selasa 1 Maret 2022.
Kiprah BHL memakelari perang di Ukraina sudah dimulai sejak 2014 saat dia membakar semangat rakyat setempat di Maidan atau alun-alun Kota Kiev 2014 untuk bersatu dengan Uni Eropa dalam sebuah pidato berapi-apinya.
“Wahai orang-orang Maidan, kalian punya mimpi yang mempersatukan kalian. Mimpi kalian adalah Eropa!” teriak Levy kala itu.
Akhirnya, seruan itu menjelma menjadi “perang” yang terjadi beberapa hari belakangan ini atau setelah delapan tahun Levy membakar semangat masyarakat Ukraina.
Vladimir Putin memang pantas geram dan menggerakkan militernya ketika Ukraina benar-benar termakan provokasi Levy.
Sebagai bagian dari Uni Soviet, Putin tidak rela jika Ukraina bergabung dengan Uni Eropa yang notabene mantan lawannya di masa perang dingin. Apalagi sampai menjadi anggota NATO.
Menurut Dina, Ukraina bukan satu-satunya hasil kerja Levy. Tercatat mulai dari Sudan, Libya, Irak hingga memprovokasi agar masyarakat internasional “menyerang” Suriah dengan atau tanpa PBB.
Masyarakat Indonesia juga harus mampu menyadari “provokasi” ala Levy itu, jika tidak mau hidup di negara porak poranda.