Berbagai Pihak Kecam Pembunuhan Guru di Papua oleh OPM

Baca Juga

Mata Indonesia, Jakarta – Papua kembali berduka setelah seorang guru ditemukan tewas akibat serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Insiden tragis ini terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, dan langsung menuai kecaman dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, organisasi kemanusiaan, hingga masyarakat luas.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani mengecam aksi kekerasan yang menewaskan enam guru dan tenaga kesehatan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

“Tentu kami sangat prihatin dan mengecam terhadap aksi kekerasan yang menimpa para guru dan tenaga kesehatan di Papua,” kata Lalu.

Klarifikasi terbaru, korban tewas bukan enam melainkan satu orang.

Menurut Lalu, serangan terhadap tenaga pendidik dan medis bukan hanya menelan korban jiwa, tetapi juga menunjukkan ancaman serius bagi sektor pendidikan dan kesehatan di Papua.

Lalu menegaskan, guru dan tenaga kesehatan adalah garda depan dalam mencerdaskan serta menyehatkan masyarakat. Karenanya, perlindungan bagi mereka harus menjadi prioritas utama.

“Guru dan tenaga medis adalah garda depan dalam mencerdaskan serta menyehatkan masyarakat, sehingga perlindungan mereka harus menjadi prioritas,” ujar Lalu.

Lalu juga mendorong pemerintah dan aparat keamanan untuk meningkatkan perlindungan terhadap guru dan tenaga kesehatan.

“Kami tentu mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk meningkatkan perlindungan bagi para pendidik dan tenaga kesehatan di daerah rawan konflik agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan aman,” tegas Lalu.

Lalu juga mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk mencari solusi komprehensif dalam menangani situasi di Papua.

Ia mengatakan bahwa pendekatan keamanan semata tidak cukup, melainkan harus diimbangi dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.

“Bukan hanya sebatas pendekatan keamanan, tetapi juga harus mencakup peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pembangunan yang inklusif, pendidikan yang merata, serta dialog yang konstruktif dengan seluruh masyarakat di sana,” jelas Lalu.

Lalu berharap kejadian serupa tidak terulang, sehingga tenaga pendidik, tenaga medis, serta seluruh masyarakat Papua dapat bekerja tanpa rasa takut demi masa depan yang lebih baik.

Sebagai informasi, pasca-insiden tersebut, sebanyak 46 guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di Kabupaten Yahukimo telah dievakuasi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, dan Sentani, Kabupaten Jayapura, pada 22 Maret 2025. Evakuasi dilakukan menggunakan pesawat perintis milik Adventist Aviation Indonesia.

Kasus ini menambah daftar panjang aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis di Papua, yang kerap menyasar aparat, tenaga medis, hingga tenaga pendidik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Lebaran Datang, Pedagang Bimbang, Masyarakat Pilih Bertahan gegara Efisiensi Anggaran

Mata Indonesia, Yogyakarta - Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintahan Prabowo Subianto berdampak signifikan terhadap berbagai sektor di Yogyakarta.
- Advertisement -

Baca berita yang ini