MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Pemimpin Kim Jong Un menegaskan akan memperluas kemampuan militer Korea Utara demi dapat membela negara dengan lebih baik. Hal ini ia tegaskan selama kongres partai yang jarang terjadi karena negara tersebut menghadapi sanksi dan tekanan internasional.
Kongres Partai Kedelapan, yang dimulai pada Selasa (5/1), terjadi ketika Pyongyang menghadapi peningkatan krisis ekonomi yang disebabkan oleh penguncian perbatasan untuk mencegah pendemi virus corona, serangkaian bencana alam, dan sanksi internasional atas program senjata nuklirnya.
Pertemuan ini juga dilakukan hanya beberapa hari sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden menjabat. Pertemuan pribadi yang sejatinya belum pernah terjadi antara Kim dan Presiden Donald Trump gagal mengarah pada terobosan dalam pembicaraan denuklirisasi atau pelonggaran sanksi.
Sementara pada Rabu (6/1), Kim membahas kebijakan untuk membuat perubahan nyata dalam meningkatkan standar hidup masyarakat Korea Utara. Di mana sehari sebelumnya, Kim mengakui bahwa rencana ekonomi lima tahunnya tidak sesuai ekspektasi atau gagal!
Demi mengamankan lingkungan yang damai bagi rakyat dan negara Korea Utara, Kim pun menyerukan untuk menempatkan kemampuan pertahanan negara pada tingkat yang jauh lebih tinggi dan mengedepankan tujuan untuk mewujudkannya.
Kongres partai yang diadakan di Pyongyang adalah yang pertama sejak 2016. Kongres ini pertama kali dihelat pada 1980.
Sejak mengumumkan moratorium uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dideklarasikan mulai 2018, Kim telah menyerukan kelanjutan produksi senjata nuklir untuk persenjataannya.
Tak main-main, Kim juga meminta untuk meluncurkan serangkaian rudal yang lebih kecil, dan meluncurkan apa yang akan menjadi ICBM terbesar di Korea Utara pada parade bulan Oktober.