MINEWS.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan gambaran kabinetnya periode 2019-2024 akan lebih banyak (55 persen) diisi dari kaum profesional dari pada partai politik (parpol). Namun politisi Nasdem Johnny G Plate menerjemahkannya, kabinet Jokowi seluruhnya terdiri dari kaum profesional.
Direktur Komunikasi Publik Arus Survei Indonesia Ali Aliman Muhamad Sidik mengatakan istilah profesional jangan dijadikan bentuk pengkotak-kotakan antara perwakilan dari parpol dan kalangan non parpol.
“Biar jangan salah persepsi dalam masyarakat, maka tidak perlu ada dikotomi seperti ini. Kita harus bijak menanggapinya,†ujarnya kepada Mata Indonesia News, Sabtu 17 Agustus 2019.
Profesional harus diartikan sebagai sosok yang memiliki kredibilitas, wawasan dan rekam jejak yang bagus. Sosok seperti itu bisa juga berasal dari internal partai politik.
Bisa juga dari luar partai politik yang berprofesi sebagai peneliti, pengajar atau yang merupakan lulusan dari kampus terbaik dari luar negeri.
Hal senada diungkapkan pengamat politik dari Emrus Corner, Emrus Sihombing. Dia menilai wacana Jokowi soal susunan kabinetnya itu merupakan terobosan yang bagus karena bisa mampu mengurangi ‘politik balas budi.’
Misalnya, jika jaksa agung harus berasal dari profesional, tidak akan mudah dipengaruhi partai politik.
Meski begitu Emrus meminta agar Jokowi tidak mengabaikan profesional dari partai politik yang bisa memiliki andil dalam pemerintahan.