MINEWS, JAKARTA – Perkumpulan Pemuda Katolik memberikan tanggapan terkait peristiwa di Asrama Mahasiswa Papua – Surabaya, Semarang dan Malang dengan berbuah aksi balasan di Manokwari, Sorong dan Kaimana di Papua Barat dan Jayapura di Papua.
Ketua Umum Pemuda Katolik Pusat Karolin Margret Natasa mengatakan bahwa hal tersebut tentu menjadi keprihatinan bersama ditambah dengan isu rasisme yang merebak
“Peristiwa ini sungguh mengusik kami sebagai bagian anak bangsa yang memiliki harapan besar meneruskan cita–cita para pendiri bangsa,†ujar dia dalam siaran pers yang diterima Mata Indonesia News, Senin 19 Agustus 2019 malam.
Untuk merespons peristiwa yang berkembang saat ini, Karolin mewakili Pengurus Pusat Pemuda Katolik menyerukan beberapa poin penting untuk diperhatikan.
Pertama, mengimbau kepada para tokohasyarakat, pimpinan daerah, pimpinan agama untuk menciptakan suasana yang sejuk dan toleran. Segala persoalan yang ada, diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
Kedua, semua pihak, secara khusus pemerintah harus bisa mengatur lalu lintas informasi media yang beredar. Karena pemberitaan ini dibombardir secara masif dalam beberapa waktu terakhir. Yang justru menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Ketiga, pemuda Khatolik mendukung penuh aparat kepolisian untuk segera menangkap aktor-aktor intelektual yang melakukan tindakan rasisme, anarkis dan intoleran terkait kasus Papua. Dan mendukung penuh tindakan tegas secara hukum dan tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah dan menjunjung tinggi HAM, terhadap oknum-oknum yang secara sengaja bertindak separatisme.
Pemuda Katolik mengajak organisasi kepemudaan lainnya untuk tetap komitmen pada Sumpah Pemuda 1928. Pemuda Katolik punya tanggung jawab secara khusus terhadap Papua, karena banyak kader muda potensial Pemuda Khatolik ada di Papua yang berwawasan kebangsaan dan menjadi masa depan bagi NKRI.
