Begini Proses Uji Klinis Vaksin Covid19 di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebanyak 2.400 vaksin dari Sinovac untuk menghentikan penularan Covid19 sudah ada di Indonesia dan segera dilakukan uji klinis yang merupakan kerja sama Bio Farma degan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Lalu, bagaimana proses pengujiannya.

Menurut Kepala Tim Uji Klinis Vaksin dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dalam keterangannya di Bandung, Rabu 22 Juli 2020, saat ini proses pengujian sedang menunggu keputusan Komite Etik Universitas Padjadjaran yang mengajukan izin ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan.

Uji klinis nanti akan dilakukan terhadap 1.620 relawan yang hasilnya bisa diketahui pada Januari 2021.

Dia menegaskan hingga kini vaksin tersebut relatif aman bagi manusia setelah melewati dua uji klinis di Cina.

Pada uji klinis fase pertama terhadap sekitar 50 orang hasilnya bisa menimbulkan zat antibodi manusia. Semuanya bisa diukur dengan baik, menurut Kusnandi.

Fase dua, jumlah relawan uji klinis meningkat tajam yaitu 400 orang dan hasilnya masih tetap aman dan baik bagi manusia.

Sekarang uji klinis tahap ketiga bukan hanya dilakukan di Indonesia tetapi juga di Bangladesh dan Amerika Latin. Jumlah relawannya ribuan.

Kusnandi optimis hasil uji klinis di berbagai negara termasuk Indonesia akan berhasil baik di Januari tahun depan dan bisa digunakan semua orang pada bulan Maret.

Khusus di Indonesia, target relawan uji klinis tersebut berasal dari tujuh provinsi dengan kasus tertinggi yaitu, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Jawa Barat.

Menurut Koordinator Lapangan Tim Uji Klinis vaksin Covid19, Eddy Fadlyana, penetapan tujuh provinsi itu atas usulan Presiden Jokowi.

Eddy menegaskan vaksin itu aman karena menggunakan virus SARS-Cov2 yang dimatikan, bukan dilemahkan.

Meski sudah dimatikan namun, masih memiliki daya untuk membentuk antibodi sehingga saat diberikan kepada orang yang sakit berat tidak membahayakan. Jika virus itu hanya dilemahkan, maka saat orang sakit diberi vaksi itu kondisi kesehatannya sedang turun akan bisa aktif.

Hanya kelemahan vaksin dari virus yang sudah mati, menurut Eddy seperti dilansir bbc, adalah antibodi atau kekebalannya tidak setinggi virus yang hidup.

Maka perlu dua kali penyuntikan vaksin terhadap setiap relawan dalam rentang waktu 14 hari.

Karena sudah mati, menurut Eddy, vaksin ini tidak menimbulkan demam, namun 20 hingga 25 persen relawan akan mengalami reaksi lokal di tempat suntikan.

Khusus di Bandung, tim akan mengikutsertakan empat puskemas yaitu di Sukapakir, Puskesmas Garuda, Puskesmas Ciumbuleuti, dan Puskesmas Dago.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini