MATA INDONESIA, KUPANG – Kegiatan vaksinasi campak dan rubella akan digelar secara serentak di Indonesia pada Maret 2022. Pihak Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur (Dinkes NTT) pun mulai mempersiapkan diri untuk melaksanakan bulan imunisasi campak dan rubella (BICR) tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan NTT dr Messe Ataupah melalui Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes NTT Damiana V. Djahari , SKM, M.Kes mengatakan bahwa kegiatan pemberian satu dosis imunisasi tambahan campak-rubela secara massal ini tak memandang status imunisasi sebelumnya. Tujuannya untuk menghentikan tranmisi virus campak dan rubella di semua Kabupaten/Kota pada tahun 2023 dan mendapatkan sertifikat eliminasi CR tahun 2026 dari SEARO.
“Sasarannya adalah anak usia 9 bulan – 12 tahun untuk seluruh provinsi di Indonesia,” ujarnya kepada minews.id, Kamis 27 Januari 2022.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan vaksinasi akan digelar di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah Kabupaten/Kota atau milik masyarakat/swasta yang memenuhi persyaratan serta pos pelayanan vaksinasi (indoor maupun outdoor).
Dalam menggelar vaksinasi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Puskesmas dapat mengembangkan sistem pendaftaran berbasis elektronik sederhana (contoh menggunakan google form) untuk mempermudah pendataan sasaran dan pengaturan layanan berbasis NIK untuk memastikan seluruh sasaran terdata.
Selain itu, menjalin kerjasama dengan kepala desa, ketua RT/RW, guru dan kepala sekolah, kader PKK dan kader masyarakat lainnya untuk mengumpulkan data sasaran, mengidentifikasi lokasi pos imunisasi baru, menyebarkan media KIE yang berisi manfaat, lokasi dan waktu pelayanan dan kegiatan penggerakan masyarakat lainnya.
Kemudian, memanfaatkan layanan imunisasi yang telah tersedia seperti posyandu, puskesmas pembantu (pustu) dan puskesmas, membuka pos imunisasi baru baik dalam dan luar ruangan pada lokasi- lokasi strategis seperti sekolah, tempat ibadah, stadion, drive thru, puskesmas keliling, dll.
“Selain itu, ikut melakukan promosi Bulan imunisasi campak rubella terintegrasi dengan promosi imunisasi rutin dan vaksinasi COVID-19,” katanya.
Ia pun mengungkapkan bahwa sejauh ini Dinkes NTT sudah melakukan sejumlah upaya antara lain, melakukan sosialisasi dari Kemenkes kepada lintas Sektor, biro Pem (Kesra, Kementerian Agama, Dinas Pendidikan dan Beplitbangda) pada tanggal 27 – 30 November 2021 tentang Pertemuan Koordinasi dalam rangka persiapan pelaksanaan BICR tahun 2022.
Kemudian, menggelar sosialisasi Pelaksanaan BICR ke Para Kabid/Kasie P2P, pengelola farmasi dan pengelola program 22 Kabupaten/Kota pada tanggal 9-11 Desember 2021.
Lalu, membuat surat ke Kadinkes 22 Kabupaten/Kota tertanggal 7 Desember 2021 tentang informasi awal pelaksanan BICR yang akan dilaksanakan selama 2 bulan yaitu Maret – April 2022.
“Termasuk sweping dengan sasaran vaksinasi anak umur 9 bulan – 12 tahun beserta target capaian 95 persen,” ujarnya.
Kemudian, memberikan instruksi kepada Kabupaten/Kota agar melakukan reaktifasi pokja eliminasi campak rubella dan melakukan sosialisi kampanye dan advokasi BICR kepada stakeholder dan masyarakat sasaran. Melakukankan mikroplaning di tingkat Kabupaten/Kota untuk BICR.
“Berupa data sasaran, peta wilayah kerja, inventarisasi peralatan rantai dingin, jumlah tempat pelayanan imunisasi, jumlah tenaga pelaksana imunisasi, supervisor, guru, kader dan nakes penangan KIPI dan Jumlah RS rujukan untuk penangann KIPI,” katanya.