Begini Awal Peringatan Earth Hour

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Awalnya adalah keinginan World Wide Fund fot Nature (WWF) Australia “mendiskusikan ide yang akan menarik perhatian warga Australia tentang perubahan iklim.”

Maka pejabat WWF menghubungi agen periklanan Leo Burnett pada 2004. Muncullah ide pemadaman listrik berskala besar pada 2006 yang awalnya bernama “The Big Flick”.

Lalu, WWF Australia mempresentasikan konsepnya ke Fairfax Media dan disetujui oleh Wali Kota Sydney Clover Moore.

Tahun berikutnya Earth Hour diadakan tanggal 31 Maret 2009 di Sydney tanggal 31 Maret 2009, Australia, pukul 19.30 waktu setempat.

Sekitar 2,2 juta warga Australia saat itu mematikan aliran listrik secara serentak sebagai upaya mengurangi pemanasan global.

Tahun berikutnya, penyelenggaraan kegiatan earth hour meluas ke beberapa beberapa kota di seluruh dunia. Earth hour di tahun 2009 diikuti oleh 35 negara dan 400 kota di seluruh benua di dunia.

Bahkan, berdasarkan survei daring Zogby International, tercatat sekitar 36 juta orang berpartisipasi dalam Earth Hour 2008. Survei tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim sebesar 4 persen.

Sejak tahun 2008 gerakan global earth hour semakin berkesinambungan. Kegiatan tersebut juga dilakukan di beberapa bangunan terkenal di dunia seperti Jembatan Golden Gate di San Francisco, Colosseum di Roma, Opera House di Sydney dan billboard Coca Cola di Times Square.

Hingga seterusnya, earth hour rutin dilakukan setiap tahun. Di tahun 2018, gerakan Earth Hour telah diikuti oleh lebih dari 180 negara dengan 10 juta orang bergabung dalam gerakan mematikan lampu tersebut.

Indonesia sendiri pertama kali ikut berpartisipasi dalam kegiatan Earth Hour pada tahun 2009. Jakarta dipilih menjadi kota pertama tempat penyelenggaraan earth hour.

Tahun ini, earth hour kembali diselenggarakan dengan tema Connect to Earth. Selain mengajak masyarakat untuk mematikan lampu selama satu jam, WWF Indonesia juga mengajak publik untuk sama-sama mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Ajakan tersebut dilakukan untuk membantu mengatasi masalah sampah plastik lautan yang menjadi masalah lokal dan global saat ini.

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini