MATA INDONESIA, JAKARTA – Menghadapi Pandemi Covid19 di Indonesia bukan hanya harus menggunakan pendekatan sosiologis maupun medis, tetapi juga komunikasi. Sebab, penyakit baru yang seharusnya dibahas sesuai data dan sains, justru dipenuhi hoaks maupun informasi sesat yang membuat kita malas berpikir.
Pesan itu diungkapkan relawan edukasi Covid19, Firdza Radiany yang diterima Mata Indonesia News, Kamis 18 Februari 2021.
“Covid19 adalah penyakit baru yang keberadaannya secara data dan sains sudah terbukti. Namun, banyaknya noise, hoaks dan informasi kadang membuat kita terpancing untuk malas berpikir runut dan kesulitan membedakan antara opini, asumsi, data dan fakta,” begitu argumen Firdza.
Hal itu membuat kita melupakan bahwa ada prosedur dan metode sains untuk menentukan sebuah kebenaran.
Kesulitan untuk memproses sebuah informasi dan menjahit logika tersebut disebabkan oleh adanya Bias Kognitif dan Logical Fallacy.
Banyak sekali diskusi-diskusi pandemi yang terjadi di masyarakat Indonesia berlangsung secara sesat dan tidak sehat.