Banyak Hoaks dan Informasi Sesat, Bikin Masyarakat Malas Berpikir Hadapi Covid19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menghadapi Pandemi Covid19 di Indonesia bukan hanya harus menggunakan pendekatan sosiologis maupun medis, tetapi juga komunikasi. Sebab, penyakit baru yang seharusnya dibahas sesuai data dan sains, justru dipenuhi hoaks maupun informasi sesat yang membuat kita malas berpikir.

Pesan itu diungkapkan relawan edukasi Covid19, Firdza Radiany yang diterima Mata Indonesia News, Kamis 18 Februari 2021.

“Covid19 adalah penyakit baru yang keberadaannya secara data dan sains sudah terbukti. Namun, banyaknya noise, hoaks dan informasi kadang membuat kita terpancing untuk malas berpikir runut dan kesulitan membedakan antara opini, asumsi, data dan fakta,” begitu argumen Firdza.

Hal itu membuat kita melupakan bahwa ada prosedur dan metode sains untuk menentukan sebuah kebenaran.

Kesulitan untuk memproses sebuah informasi dan menjahit logika tersebut disebabkan oleh adanya Bias Kognitif dan Logical Fallacy.

Banyak sekali diskusi-diskusi pandemi yang terjadi di masyarakat Indonesia berlangsung secara sesat dan tidak sehat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini