MATA INDONESIA, BEKASI -Â Banjir di Bekasi disebut-sebut jauh lebih buruk dibanding DKI Jakarta. Tercatat, kira-kira 70 persen wilayah bekasi terendam banjir dan 8 orang dipastikan meninggal dunia akibat bencana tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi menyebut, semua korban saat ini sudah dimakamkan setelah banjir surut.
“Kalau mau lihat infonya itu ada delapan dari posko pendopo di Kantor Wali Kota,” kata Kepala BPBD Kota Bekasi Hariyono, Jumat 3 Januari 2020.
BPBD Kota Bekasi mencatat, dua orang meninggal dunia akibat kebakaran di wilayah Pondok Melati. Keduanya tidak bisa menyelamatkan diri karena lingkungannya banjir.
Sedangkan, dua orang lagi meninggal dunia di Bekasi Barat akibat tertimpa tembok, sedangkan tiga orang meninggal akibat tenggelam masing-masing di Pondok Gede dan Medansatria, dan terakhir satu orang ditemukan meninggal dunia di Rawalumbu diduga akibat tersetrum.
Pemerintah daerah telah menginventarisasi wilayah terdampak banjir menjadi 70 persen dari total luas wilayah Kota Bekasi.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, penyebab banjir di wilayahnya ada dua. Pertama karena curah hujan tinggi, dan luapan Kali Bekasi melalui Kali Cileungsi dan Cikeas.
Banjir lebih dulu disebabkan oleh curah hujan, rumah-rumah penduduk yang berlokasi di dataran rendah terendam. Titiknya hampir menyebar di semua kecamatan. Hampir bersamaan, datang air kiriman dari Bogor sehingga membuat permukiman penduduk di bantaran sungai itu banjir parah.