Bangkrut! Puluhan Hotel di Yogyakarta dan Jakarta Dijual Online

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Sektor perhotelan di Indonesia, menjadi paling terdampak di masa pandemi covid-19. Banyak pengusaha perhotelan yang terpaksa gulung tikar karena tak ada pemasukan di tengah pandemi. Bahkan ada beberapa hotel di beberapa daerah seperti Jakarta dan Yogyakarta terpaksa dijual.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Sutrisno mengatakan, fenomena menjual hotel memang sudah terjadi dan tidak hanya di Jakarta saja. Pengusaha terpaksa mengambil pilihan tersebut, karena tidak kuat menahan dampak pandemi Covid-19.

“Akibat pandemi, itu lebih banyak yang jual hotel. Kalau dilihat di iklan-iklan online itu banyak sekali, sudah banyak di Jakarta,” kata Sutrisno, Jumat 5 Februari 2021.

Berdasarkan penelusuran disalah satu platform jual beli online OLX, hotel-hotel tersebut dibanderol dengan harga bervariasi mencapai miliaran rupiah.

Salah satunya Hotel Ibis Budget yang berlokasi di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dalam keterangannya, hotel tersebut memiliki 5 lantai, yang dibanderol dengan harga Rp 85 miliar.

Hotel Losari yang berlokasi di kawasan Roxy, Jakarta Pusat. Hotel itu diterangkan memiliki 9 lantai dengan 102 kamar. Hotel tersebut dibanderol dengan harga Rp 90 miliar.

Delua Hotel yang berlokasi di Mangga Besar, Jakarta Barat. Dalam keterangannya, hotel berbintang 3 itu dijual dengan harga Rp 85 miliar. Kemudian, dituliskan hotel tersebut memiliki 8 lantai dengan 70 kamar.

GP Mega Kuningan Hotel. Di dalam situs tersebut awalnya dibanderol dengan harga Rp 125 miliar. Namun, pelapak memberi diskon sehingga harganya menjadi Rp 120 miliar. Adapun Hotel berbintang 3 itu diterangkan memiliki 67 kamar dan berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan.

Goodrich Hotel di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dalam deskripsi lapak, hotel itu diterangkan memiliki 4 bintang, 8 lantai dan 1 basement, serta 76 kamar. Hotel tersebut dibanderol dengan harga Rp 260 miliar.

Tak hanya di Jakarta saja, hotel-hotel di Yogyakarta juga banyak dijual secara online.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Deddy Pranowo Eryono mencatat sebanyak 50 hotel dan restoran di Yogyakarta gulung tikar akibat pandemi Covid-19.

Bahkan, hotel-hotel tersebut sudah banyak merumahkan karyawan hingga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dia mengatakan, secara cash flow atau uang yang masuk ke hotel dan restoran tersebut sudah tidak ada sama sekali. Belum lagi, mereka harus dibebankan untuk bayar karyawan yang dirumahkan, mulai dari gaji, pesangon, hingga BPJS Ketenagakerjaanya.

“Lalu dia punya alternatif, pilihan yang terkahir yang pahit itu adalah menjual,” katanya.

Dia mengakui, memang sebagian besar daripada hotel-hotel yang tutup tersebut memilih untuk menjual melalui platform online. Menurutnya, itu sah-sah saja dilakukan oleh pemilik hotel, karena memang kondisinya sangat tidak memungkinkan.

Di samping itu, PHRI juga mencatat masih terdapat sekitar 170-an hotel yang masih beroperasi di daerah Yogyakarta. Akan tetapi kondisi mereka juga sudah memprihatinkan.

“Bahkan dari 400-an anggota PHRI sisanya sekitar 100-an imemilih tutup, karena melihat situasi dan kondisi. Kalau membaik dibuka lagi,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kenaikan PPN 1% Tidak Berdampak Negatif: Pemerintah Pastikan Kebutuhan Pokok Masyarakat Terlindungi

Jakarta – Sejumlah pihak menyambut positif rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% menjadi 12% pada tahun...
- Advertisement -

Baca berita yang ini