Awal Pekan, Rupiah Masih Akan Tertekan Sentimen Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS diramalkan akan melanjutkan pelemahan di awal pekan, 2 Maret 2020.

Jumat lalu rupiah ditutup pada posisi Rp 14.348 per dolar AS atau melemah 2,23 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan laju pelemahan rupiah pada Senin ini akan berkisar dari Rp 14.170 hingga Rp 14.350 per dolar AS.

Ia mengatakan pelemahan rupiah akan dibayangi oleh sejumlah sentimen dari luar negeri antara lain sebagai berikut.

Pertama, soal penyebaran virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa wabah virus ini memiliki potensi untuk menjadi pandemi bagi sejumlah negara.

Virus yang mulanya muncul di Cina ini mulai menyebar ke negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Italia, Iran, dan AS.

“Hal ini membuat harapan investor kembali panik, sehingga akan berdampak bagi ekonomi. Di antaranya ada gangguan pasokan produksi dan penurunan permintaan di pasar, mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya,” kata Ibrahim Jumat lalu.

Kedua, efek dari virus corona membuat para investor juga memperhatikan langkah yang bakal diambil Bank Sentral AS (The Fed) pada bulan depan.

“Kemungkinan The Fed mungkin terpaksa mengeluarkan kebijakan pelonggaran, termasuk pemotongan suku bunga, untuk melindungi ekonominya dari dampak virus corona,” ujarnya.

Sementara dari dalam negeri, akibat meluasnya wabah virus corona mengakibatkan goncangan ekonomi secara global dan Indonesia juga terkena dampaknya. Walaupun prosentasenya masih relatif kecil dibandingkan negara-negara lainnya yaitu hanya 1,08 persen, namun bukan berarti pemerintah dan Bank Indonesia (BI) hanya diam saja.

Mereka terus bekerja guna untuk mendapatkan hasil yang maksimal, walaupun akhirnya pasar dalam negeri kembali tertekan. Salah satunya adalah keluarnya modal asing dibulan Februari sampai tanggal 27 Februari 2020 sebesar Rp 30,8 triliun terdiri dari SBN (Surat Berharga Negara) sebesar Rp 26,2 triliun dan di Saham sebesar Rp 4,1 triliun.

“Pelemahan ini tidak sebesar negara lain karena BI terus jaga komitmen stabilkan nilai tukar rupiah dan pasar keuangan. Namun besarnya tekanan dari global membuat rupiah masih akan tertekan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini