Awal Juli, Gereja di Indonesia Dibuka Kembali untuk Ibadah, Ini Syaratnya Bagi Jemaat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kabar baik bagi para umat kristiani di Indonesia yang rindu akan beribadah di gereja. Rencananya Juli ini seluruh gereja sudah dibuka kembali untuk kegiatan ibadah dan keagamaan.

Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jacky Manuputty mengatakan sepanjang Juni 2020 ini, pihaknya mengimbau kepada seluruh umat Kristen Protestan untuk menahan diri agar tidak melaksanakan ibadah di gereja.

Pengurus gereja diminta terus melakukan koordinasi dengan gugus tugas daerah guna mengetahui kurva epidemiologi Covid-19 hingga zona wilayah setempat.

“Ada sejumlah pengetahuan yang harus dimiliki gereja-gereja melalui koordinasi dengan gugus tugas sebelum membuka gereja untuk kegiatan keagamaan,” ujar Jacky dalam Talk Show Kapan Kembali Beribadah di Gereja? yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Jumat 19 Juni 2020.

PGI sudah mengeluarkan panduan protokol kesehatan Covid-19 yang detail untuk umat Kristen Protestan bila kegiatan ibadah di gereja sudah bisa dilaksanakan. Selain mengatur soal jaga jarak fisik, panduan tersebut juga melarang orang tua lanjut usia dan anak-anak beribadah di gereja. Alasannya, lansia dan anak-anak rentan tertular Covid-19.

Mewakili Gereja Katolik Indonesia, Ketua Komisi Hubungan Antar Keyakinan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Agustinus Heri Wibowo menambahkan, 57 persen dari 37 keuskupan yang tersebar di 34 provinsi di tanah air belum mengadakan ibadah fisik di gereja.

Sedangkan 43 persen lainnya mulai membuka kembali aktivitas ibadah di gereja, namun dilakukan secara bertahap. “Dalam arti, secara nasional gereja masih ibadah live streaming, masih online,” katanya.

Khusus DKI Jakarta, ibadah di gereja kemungkinan mulai dilaksanakan Juli 2020. Saat ini, pengurus gereja tengah mempersiapkan pedoman pelaksanaan ibadah di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu yang akan diatur dalam pedoman tersebut yakni batas maksimal jemaah dalam gereja. “Jadi kebijakannya tidak murni mengikuti kebijakan pemerintah 50 persen, malah kami lebih ketat lagi, yakni 20 persen sampai 40 persen,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini