AS: ISIS Rencanakan Banyak Serangan

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Serangan roket menghantam sebuah rumah di lingkungan Kwaja Bughra, dekat Bandara Internasional Kabul, menewaskan seorang anak dan beberapa korban luka dilarikan ke rumah sakit, kata kepala polisi Kabul.

Saksi mata mengatakan, beberapa roket telah ditembakkan ke arah bandara tetapi tidak ada yang mengenai fasilitas tersebut. Satu proyektil menghantam rumah hunian sementara yang lain mendarat di tanah terbuka. Media lokal menyiarkan rekaman yang menunjukkan asap hitam membubung dari gedung-gedung di dekat bandara.

Sebelumnya Amerika Serikat (AS) melakukan serangan pesawat tak berawak atau drone di provinsi Nangarhar timur pada Sabtu (28/8). Serangan udara tersebut menewaskan dua pemimpin ISIS-K dan melukai tiga orang lainnya.

AS menegaskan bahwa serangan demi serangan merupakan respons atas serangan bunuh diri di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, pada Kamis (26/8) dan turut menewaskan 13 personel militer AS.

Presiden Joe Biden sebelumnya bersumpah akan membalas dendam kepada siapa pun dan kelompok mana pun yang telah menewaskan pasukannya. Kini, Biden memperingatkan bahwa lebih banyak serangan mungkin terjadi dan mendesak warga sipil yang berkerumum di sekitar bandara untuk meninggalkan daerah itu.

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan dalam sebuah wawancara di TV bahwa Taliban telah meyakinkan Gedung Putih bahwa sekutu Afghanistan dan warga negara Paman Sam masih dapat pergi setelah batas waktu yang ditentukan, 31 Agustus 2021.

“Kami telah berkomunikasi secara pribadi dengan Taliban dan mereka akan mengizinkan perjalanan yang aman. Setelah 31 Agustus, kami akan memastikan ada jalan yang aman bagi warga negara AS dan ya, kami akan memastikan perjalanan yang aman bagi warga Afghanistan yang membantu kami,” tutur Sullivan kepada CBS’s Face the Nation.

Sullivan juga mengungkapkan bahwa dua anggota ISIS yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak pada Sabtu (28/9) – yang melakukan serangan bom di Bandara Kabul, sejatinya merencanakan lebih banyak kehancuran.

“Ini adalah individu yang merencanakan serangan tambahan. Dan kami percaya bahwa dengan mengeluarkannya, kami telah mengganggu serangan terhadap individu yang terlibat dalam fasilitasi dan perencanaan dan produksi alat peledak,” sambungnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, cabang ISIS Afghanistan-Pakistan telah bertanggung jawab atas beberapa serangan paling mematikan di negara-negara tersebut, termasuk membantai warga sipil di masjid, tempat suci, lapangan umum dan bahkan rumah sakit.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini