Aroma Balas Dendam di Pertemuan PSG Lawan MU

Baca Juga

MATA INDONESIA, PARIS – Paris Saint-Germain (PSG) satu grup di Liga Champions musim 2020/21. Ada aroma balas dendam di pertemuan kedua klub tersebut.

Dalam undian yang dilakukan di Jenewa, Swiss, Kamis 1 Oktober 2020 malam WIB, PSG dan MU berada di Grup H bersama dua tim lainnya, RB Leipzing dan Istanbul Basaksehir.

Pertemuan melawan seakan membuka luka lama yang dialami PSG di babak 16 besar Liga Champions musim 2018/19. Kala itu, PSG disingkirkan MU secara menyakitkan.

Di leg pertama, PSG menang 2-0 di kandang MU, Old Trafford. Tapi, saat main di Parc des Princes, PSG kalah dengan skor 1-3. Agregat kedua tim sama kuat 3-3, tapi PSG kalah agresivitas gol tandang.

Lebih menyakitkannya lagi, gol penentu kemenangan MU terjadi di detik-detik akhir melalui tendangan penalti yang dilakukan Marcus Rashford. Kekalahan yang sempat membuat Neymar berang dan mengkritik wasit dengan memberikan penalti. Di laga itu, Neymar absen karena cedera.

“Ini adalah tim yang belum lama kami hadapi. Mereka tim bagus. Kami berada di grup yang tak mudah. Butuh penampilan bagus untuk bisa lolos,” ujar bek PSG, Marquinhos, dikutip dari Mirror, Jumat 2 Oktober 2020.

“Semangat balas dengan melawan Manchester United? Semua orang punya jalan berbeda. Sudah banyak hal terjadi sejak kami disingkirkan Manchester United dua tahun lalu. Tapi, jika disebut sebagai laga ulang yang bisa memotivasi kami, maka tidak apa-apa,” katanya.

Setelah disingkirkan MU di 16 besar, setahun kemudian PSG tampil apik. Mereka berhasil melaju ke partai puncak. Sayang, tim besutan Tim Tuchel dikalahkan Bayern Muenchen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini