MATA INDONESIA, JAKARTA – Kabaintelkam Polri Komjen Paulus Waterpauw mengatakan bahwa ada indikasi kebocoran informasi terkait rahasia aparat keamanan dalam hal ini Polri, kepada kelompok separatis dan teroris Papua (KSTP). Maka, pihaknya menghentikan program pembimbingan terhadap Tenaga Bantuan Operasi (TBO).
Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta menilai bahwa selama ini Polri tetap melakukan antisipasi dengan membina generasi muda Papua agar lebih mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Upaya pendekatan yang dilakukan aparat keamanan termasuk diantaranya dengan melakukan pembinaan generasi muda itu hal yang wajar mengingat dinamika yang terjadi di sana sekaligus untuk menguatkan generasi muda agak lebih cinta NKRI,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Sabtu 5 Juni 2021.
Maka, Kabaintelkam Komjen Paulus Waterpauw cukup kaget ketika ada indikasi beberapa remaja yang mengikuti program TBO membocorkan informasi kepada KSTP.
“Begitu sudah remaja, mereka ini yang sering jadi cucuk penunjuk arah untuk masuknya kelompok kekerasan itu menyerang anggota kita. Mereka yang nanti memberikan bocoran,” kata Komjen Paulus.
Melihat hal ini, ia pun memutuskan menghentikan kegiatan pembimbingan TBO itu karena khawatir akan timbul permasalahan yang merugikan negara. Namun, Polri akan terus melakukan soft approach dan mengedepankan pendekatan humanis untuk menangani permasalahan di Papua. Tujuannya agar mencegah jatuhnya korban yang berasal dari masyarakat sipil.
“Mereka melakukan tindakan masif kemana-mana, melibatkan pihak yang tidak berdosa. Ini aalsan mereka kita kategorikan kelompok teror. Nah kami sangat hati-hati menangani mereka, tidak mau serampangan, hanya melakukan tindakan tegas, tapi tidak terukur yang akhirnya bisa salah sasaran,” kata Komjen Paulus.