Anggota DPR Menjadi Relawan Vaksin Nusantara, Berikan Contoh Buruk bagi Publik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagian anggota Komisi IX DPR yang menjadi relawan vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto menuai perhatian publik. Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengemukakan bahwa tindakan tersebut bisa menuai reaksi negatif.

“Anggota DPR ini berkali-kali memberikan contoh yang tidak baik pada masyarakat. Sudah pernah terjadi sebelumnya dengan persoalan tentang jamu untuk mematikan virus,” kata Tulus kepada Mata Indonesia News, Kamis 15 April 2021.

Ia juga menilai bahwa percontohan yang tidak baik ini seharusnya tidak diulangi. Maka ia menegaskan agar pihak yang terus mengemukakan penggunaan vaksin Nusantara diberikan teguran keras.

“Pihak yang coba untuk mempromosikan vaksin tersebut saya kira harus diberikan teguran keras,” kata Tulus.

Adapun, tindakan sebagian anggota Komisi IX DPR yang menjadi relawan vaksin Nusantara juga menuai perhatian dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak terkait dengan proses yang berlaku untuk menjadikan vaksin tersebut bisa diproduksi secara massal.

“Yang jelas itu (anggota DPR jadi relawan vaksin Nusantara) bukan dalam kaitannya dengan BPOM untuk menjadikan produk bisa dibuat massal,” kata Penny.

Penny berharap apa yang dilakukan anggota DPR tersebut tidak membuat masyarakat menjadi bingung terhadap keberadaan vaksin tersebut.

“Jadi BPOM sudah menyampaikan (hasil uji klinis fase satu), itu kembali ke masing-masing pihak. Hanya mudah-mudahan, dampaknya ke masyarakat jangan membuat bingung. Dan masyarakat harus pintar untuk menilai dan memilih,” kata Penny.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini