MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketersediaan bahan bakar minyak dan energi di Indonesia melimpah sehingga empat target utama pasokannya dijamin tidak akan terganggu.
Keempat target utama itu adalah sektor transportasi, listrik, rumah tangga dan industri.
“Dalam masa pandemi sejak Maret 2020 sudah hampir enam bulan dari segi suplai kita berlimpah. Bahkan kita kelebihan solar misalnya. Karena orang semua di rumah tidak bekerja, kita (waktu itu) khawatir distribusinya,” ujar Sekretaris Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto dalam keterangannya, Jumat 17 Juli 2020.
Menurut dia, selama masa pandemi, jaminan akses suplai energi harus tetap terjaga untuk tranpostasi, listrik, dan rumah tangga seperti kebutuhan energi untuk memasak.
Sementara untuk sektor industri agar ribuan tenaga kerja bisa kembali terserap dan mengurangi angka pengangguran.
Djoko menjelaskan, sejak kasus Covid19 ditetapkan sebagai pandemi, Indonesia sebetulnya memiliki kelebihan suplai.
Sebab, sejak Maret 2020 energi itu cenderung disimpan karena dala dua bulan transportasi tidak beroperasi normal karena penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang memerintahkan warga tinggal di rumah.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah melalui Badan Usaha (BU) yang ditunjuk tetap membuka layanan SPBU dan LPG. Konsep pelayanan bahkan dilakukan melalui daring.
Menurutnya, pandemi ini justru membuat ketahanan energi Indonesia semakin baik karena pasokan maupun distribusi relatif tidak menjadi masalah.