Alergi Vaksin mRNA, Warga Singapura Dapat Beralih ke Vaksin Sinovac pada Suntikan Kedua

Baca Juga

MATA INDONESIA, SINGAPURA – Menteri Senior Negara Kesehatan Singapura, Janil Puthucheary mengatakan kepada Parlemen bahwa 61 persen dari populasi di Negeri Singat telah menyelesaikan rejimen vaksinasi dua dosis penuh.

Kemajuan yang signifikan juga sedang dibuat tingkat manula, katanya, dengan 79 persen dari warga berusia 70 tahun ke atas telah menerima setidaknya satu dosis dan sekitar 1.000 manula lainnya mendaftar setiap hari untuk mendapatkan vaksinasi.

Staf dan sukarelawan dari People’s Association dan Silver Generation Office telah mengintensifkan upaya penjangkauan, dengan tim vaksinasi keliling mulai bekerja di kota-kota dengan proporsi manula yang lebih tinggi.

“Kami akan terus menjangkau sebanyak mungkin manula dan mendorong mereka untuk divaksinasi,” kata Dr Janil, melansir The Straits Times, Senin, 2 Agustus 2021.

Dr. Janil kemudian menanggapi pernyataan Anggota Parlemen (MO) Gerald Giam yang bertanya bagaimana individu yang memiliki reaksi alergi terhadap dosis pertama vaksin Covid-19 dapat mencapai vaksinasi penuh.

Menjawab pertanyaan dari Gerald Giam mengenai kemajuan persetujuan regulasi untuk vaksin Novavax, Dr Janil mengungkapkan bahwa mereka yang alergi terhadap vaksin mRNA, Pfizer-BioNTech atau Moderna, dapat memilih untuk menunggu vaksin Novavax yang telah diperoleh Kementerian Kesehatan (MOH) dan diharapkan akan dikirimkan pada akhir tahun.

Depkes dan Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) bekerja sama dengan Novavax untuk memfasilitasi pengajuan peraturan untuk vaksin mereka, kata Dr. Janil.

Pihak Kementerian juga telah menyiapkan program bagi mereka untuk divaksinasi di rumah sakit umum untuk pemantauan lebih dekat. Orang-orang ini dianggap divaksinasi penuh setelah mengambil vaksin Sinovac.

“Jadwal peninjauan akan tergantung pada ketersediaan dan penyerahan data oleh perusahaan ke HAS. Meskipun kami menyadari kebutuhan untuk memfasilitasi akses tepat waktu ke vaksin, tidak boleh ada kompromi pada ketelitian ilmiah dari penilaian kualitas, keamanan, dan kemanjurannya,” sambungnya.

Dr Janil menambahkan bahwa HSA berada di tengah tinjauan menyeluruh dan hati-hati terkait data vaksin dari Sinovac Cina, untuk melihat apakah vaksin tersebut dapat dimasukkan dalam program vaksinasi nasional.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini