MATA INDONESIA, JAKARTA – Iran akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa Tentara Revolusi tidak sengaja menembak jatuh pesawat dari Maskapai Ukraina sehingga menewaskan 176 penumpang dan krunya. Iran menyebutnya sebagai human error.
Pernyataan itu dilansir Reuters, Sabtu 11 Januari 2020 dan Pemerintah Iran berjanji menyeret anggota militer yang melakukannya ke pengadilan.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif menyatakan peristiwa itu sebagai bagian dari kecerobohan Amerika Serikat yang mengakibatkan petaka.
Pemerintah Iran menyatakan pesawat sipil Ukraina tersebut telah disangka musuh karena jalur penerbangannya menuju ke wilayah udara “pusat militer sensitif” Garda Revolusi.
Apalagi saat itu militer Iran dalam “kesiapan level tertinggi” setelah Pemerintahan Trump membunuh Jenderal berpengaruh Iran Qaseem Soleimani menggunakan drone di Irak.
Sebelumnya media lokal Iran juga memberitakan bahwa pesawat jatuh setelah lepas landas akibat masalah teknis.
Situs Flightradar 24 menunjukkan pesawat Ukraina itu meninggalkan Iran pukul 02.42 waktu setempat menuju Bandara Internasional Kiev Boryspil.
Pesawat berjenis Boeing 737-800 Ukraina Airlines jatuh lima menit setelah lepas landas dari bandara Teheran Imam Khomeini pada Rabu 8 Januari 2020, hanya beberapa jam setelah Iran menembakkan rentetan rudal ke pangkalan udara Ain al-Asad di Irak.
Serangan ke pangkalan militer yang menampung pasukan AS tersebut merupakan aksi balasan terhadap pembunuhan komandan militer Iran Jenderal Qasem Soleimani.