MATA INDONESIA, JAKARTA – Alat pendeteksi Covid19 keluaran Universitas Gajah Mada, GeNose agar terus disempurnakan sehingga pemeriksaan tidak perlu merogoh hidung maupun tenggorokan.
“Di Indonesia ada GeNose, di Belanda ada SpiroNose. Sama2 mendeteksi Covid-19 melalui nafas. Jangan tanya saya siapa meniru siapa. Dua-duanya adalah karya orisinal. Dua-duanya punya kelebihan dan kekurangan. Mudah-mudahan bisa disempurnakan,” demikian pernyataan ahli bioteknologi Universiti Putra Melayu, Bimo Ario Tejo PhD kepada Mata Indonesia News, Minggu 7 Februari 2021.
Menurut Bimo, baik GeNose maupun SpiroNose sama-sama mengandalkan senyawa organik yang mudah menguap dan dikeluarkan penderita Covid19.
Senyawa itu yang kemudian ditangkap dan dibaca detektor GeNose untuk dianalisis.
GeNose menggunakan artificial intelligence untuk menganalisis senyawa yang dikeluarkan nafas tersebut.
Namun, kelemahannya deteksi itu akan terganggu oleh bau rokok dan makanan dengan bau menyengat. Maka, Bimo menganjurkan alat-alat tersebut bisa terus di sempurnakan untuk melakukan screening orang yang dicurigai terinfeksi Covid19.