MATA INDONESIA, ACEH – Lima orang terduga teroris yang dibekuk Detasemen Khusus (Densus) 88 di Aceh ternyata berafiliasi dengan ISIS. Bahkan dua diantara lima terduga teroris ISIS Aceh merupakan sosok yang paling dicari oleh aparat keamanan selama ini.
Pengamat terorisme, Al Chaidar mengemukakan bahwa dua orang ini termasuk dalam jaringan Aulia dan Azzumar yang selama beberapa tahun belakangan ini aktif melakukan rekrutmen dan pelatihan amaliyah.
“Bahkan selama ini jaringan Abu Hamzah ini juga berhasil menarik beberapa rekannya yang baru bebas dari penjara,” kata Al Chaidar.
Sementara itu dalam operasi penangkapan lima teroris tersebut Densus 88 berhasil mengamankan sejumlah dokumen yang memperlihatkan adanya aktivitas pengajian online. Kondisi ini bisa semakin mengkhawatirkan bila tidak ada tindak lanjut dari para stakeholder untuk mencegah penyebaran radikalisme melalui jalur daring.
Bahkan indikasi terburuk yang lebih parah yaitu terjadinya proses kaderisasi secara online yang dilakukan secara tertutup.
Pengamat Intelijen dan Terorisme, Stanislaus Riyanta menilai bahwa pemerintah melalui Kominfo harus tegas dengan melakukan take down bila ada indikasi situs penyebar konten radikalisme dan terorisme.
“Penapisan dan tindakan take down harus diupayakan terus menerus, sambil dilawan dengan penyebaran konten kontra narasi yang lebih masif,” kata Stanislaus saat berbincang dengan Mata Indonesia, Selasa 26 Januari 2021.
Maka melalui upaya deteksi dini yang cepat, kegiatan kaderisasi melalui pengajian online bisa dicegah sedini mungkin.